Polisi Selidiki Dugaan Penganiayaan Sopir Taksi Daring

id rakor mudik polresta, wali kota bandarlampung, kapolresta bandarlampung, murbani budi pitono, rakor mudik lebaran

Polisi Selidiki Dugaan Penganiayaan Sopir Taksi Daring

Kapolresta Bandarlampung (Foto: ANTARA LAMPUNG/Roy Baskara Pratama)

...Kami akan selidiki dugaan penganiayaan tersebut jika ada laporan langsung, kata Kapolres...
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandarlampung akan melakukan penyelidikan atas dugaan penganiayaan terhadap sopir taksi berbasis daring oleh sejumlah oknum sopir angkutan kota.

"Kami akan selidiki dugaan penganiayaan tersebut jika ada laporan langsung," kata Kapolresta Bandarlampung Kombes Murbani Budi Pitono di Bandarlampung, Selasa.

Dia mengatakan, akan melakukan pengecekan apakah ada laporan tersebut atau tidak, termasuk sejumlah informasi yang berkembang hari ini.

Beredar y video ada sejumlah oknum sopir angkutan kota (angkot) yang melakukan perbuatan kurang menyenangkan terhadap pengemudi berbasis daring.

"Kita akan melakukan penyelidikan dan memeriksa apakah benar memang terjadi seperti itu atau tidak, saya minta semua pihak untuk menahan diri jangan sampai terpancing emosi," kata dia.

Ia mengharapkan, seluruh masyarakat dapat berpikir secara bijak tanpa harus menggunakan cara yang kurang baik.

Jika terjadi keributan, tentunya pihaknya akan bertindak tegas sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

Sementara itu, salah satu sopir taksi berbasis daring bernama Ichan (30) menjadi korban pemukulan yang diduga dilakukan oleh sopir angkot.

"Saya sedang menunggu penumpang dan setelah mereka masuk, tiba-tiba ada dua orang turun dari angkot langsung memukul saya setelah terlebih dulu memukul mobil saya," kata dia.

Karena ingin menghindari keributan, dirinya pun bergegas pergi akan tetapi angkot tersebut mengejarnya.

Akibat kejadian penghadangan disertai dengan pemukulan dan pengancaman tersebut, empat penumpang wanita yang dibawanya mengalami trauma.

"Kasian penumpang saya sampai teriak dan menahan supaya saya tidak turun mobil," kata dia.

Setelah kejadian itu, dirinya langsung melaporkan ke Polresta Bandarlampung namun karena dianggap tidak ada kerusakan korban mapun materil tidak diterima.

"Padahal jelas mobil saya penyok dan saya korbannya juga ketakutan karena ancaman sopir angkot itu, karena malas berdebat saya tinggalkan kantor polisi itu dan tidak jadi melapor," kata dia.

Ia mengharapkan, ada ketegasan dari pemerintah kota dan juga kepolisian atas tindakan ini.

(ANTARA)