Indeks Harga Konsumen Lampung Alami Penurunan

id Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum, pasar, belanja, harga daging, harga beras

Indeks Harga Konsumen Lampung Alami Penurunan

Pembeli sedang memilih daging di Pasar Perumnas wayhalim, Bandarlampung, Jumat (23/6/17). (ANTARA Lampung/triono subagyo)

Bandarlampung,  (ANTARA Lampung) - Indeks harga konsumen (IHK) gabungan Lampung selama Agustus 2017 mengalami penurunan indeks dari 131,38 pada bulan Juli 2017 menjadi 130,89.

Dengan demikian, Lampung terjadi deflasi sebesar 0,38 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum di Bandarlampung, Kamis.

Berdasarkan penghitungan, inflasi tahun kalender (point to point) pada bulan Agustus 2017 sebesar 2,01 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) selama Agustus 2017 sebesar 3,90 persen.

Ia menyebutkan dari tujuh kelompok pengeluaran, tiga kelompok mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan turun 1,23 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 1,00 persen.

Sebaliknya, menurut dia, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi (naik sebesar 0,13 persen); kelompok sandang sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,59 persen.

Yeane menjelaskan dari dua kota pemantauan di Lampung pada bulan Agustus 2017, seluruhnya mengalami deflasi. Deflasi Bandarlampung sebesar 0,42 persen dan deflasi Metro sebesar 0,13 persen.

Deflasi Kota Bandarlampung menempati peringkat ke-63 dan Kota Metro peringkat ke-41 dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung itu menyebutkan dari 82 kota, sebanyak 35 kota IHK mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Batam sebesar 0,01 persen.

Sebaliknya, deflasi tertinggi dialami Ambon sebesar 2,08 persen, sedangkan terendah terjadi di Samarinda sebesar 0,03 persen.

Kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi tertinggi, yaitu sebesar 0,30 persen. Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang deflasi tertinggi pada bulan Agustus 2017 adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,18 persen.