Rusia berharap akal sehat menang dalam krisis semenanjung Korea

id Korea utara, rudal, nuklir

Rusia berharap akal sehat menang dalam krisis semenanjung Korea

TV nasional Korea Utara mengeluarkan gambar uji coba peluncuran antar-benua. (Reuters)

Moskow (Antara/Xinhua-OANA) - Keadaan telah sangat dekat dengan potensi penggunaan kekuatan di Semenanjung Korea dan itu akan menjadi "bencana yang sesungguhnya" jika kondisi mengarah ke sana, kata wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Ahad (13/8).
        
Amerika Serikat gagal memahami konsekuensi serius dari konflik bersenjata, kata Zakharova sebagaimana dikutip kantor berita Rusia, TASS.
        
"Wakil dari lembaga dan anggota Kongres AS kembali meyakinkan rakyat bahwa itu takkan membunuh orang di Amerika Serikat tapi di negara lain. Saya kita mereka bukan hanya berdampak pada Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) tapi juga Korea Selatan," kata wanita juru bicara itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang.
        
Pada Jumat (11/8), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan resiko konflik militer antara Amerika Serikat dan DPRK sangat tinggi, dan Rusia berharap akal sehat akan menang.
        
Peringatan itu disampaikan setelah Pyongyang dan Washington terlibat saling ancam untuk menggunakan kekuatan terhadap satu sama lain pada pekan ini.
        
DPRK pada Kamis mengancam bahwa negeri tersebut akan mempersiapkan rencana sampai pertengahan Agustus untuk menyerang wilayah AS, Guam, dengan rudal jarak sedang.
        
Militer DPRK mengatakan di dalam satu pernyataan pada Kamis bahwa rencananya untuk menyerang Guam dengan menggunakan rudal jarak menengah akan siap pada pertengahan Agustus dan pelaksanaannya akan tergantung atas keputusan pemimpin tertinggi DPRK Kim Jong Un.
        
Pernyataan itu adalah reaksi terhadap peringatan sangat keras dari Presiden AS Donald Trump kepada DPRK pada Selasa, ketika ia mengatakan, "Korea Utara (DPRK) sebaiknya tidak mengeluarkan ancaman lagi terhadap Amerika Serikat. Mereka akan dihadapi dengan tembakan dan kemarahan yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya."
   
Pada Jumat, Presiden Trump  menulis di akun Twitter bahwa "penyelesaian militer sekarang sepenuhnya tersedia, terkunci dan terisi."

Antara/Xinhua-OANA
Chaidar