Pejabat AS : Nuklir Korut kini bisa hantam sebagian besar wilayah AS

id Korea Utara, Nuklir, rudal, misil, Korea Selatan

Pejabat AS : Nuklir Korut kini bisa hantam sebagian besar wilayah AS

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengamati peluncuran rudal balistik yang ditembakkan ke udara. (Yonhap/Reuters/scmp.com)

Washington  (Antara/Reuters) - Uji terkini peluru kendali balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara menunjukkan bahwa Pyongyang kemungkinan dapat menjangkau sebagian besar daratan Amerika Serikat, kata pejabat AS pada Senin.
        
Penilaian tersebut, saat pejabat memaparkan dalam keadaan tidak bersedia disebut jatidirinya, menggarisbawahi perkembangan ancaman akibat program nuklir dan peluru kendali Pyongyang dan dapat menambah tekanan terhadap pemerintahan Presiden Donald Trump.
        
Korea Utara pada Sabtu menyatakan berhasil melakukan uji ICBM lain dan membuktikan kemampuan mereka menyerang daratan AS.
        
Pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengawasi peluncuran peluru kendali itu pada Jumat malam dan menyebutnya "peringatan keras" bagi Amerika Serikat, kata kantor berita resmi Korut, KCNA.
        
Namun, dua pejabat intelijen AS, yang berbicara dalam kondisi tidak bersedia disebut jatidirinya, mengatakan pada Senin bahwa Jong-un ingin mengembangkan sebuah ICBM berkemampuan nuklir untuk mencegah serangan terhadap negaranya dan meningkatkan pengakuan internasional, bukan untuk melancarkan serangan terhadap Amerika Serikat atau sekutunya yang dia ketahui merupakan sebuah tindakan "bunuh diri" jika dilakukan.
        
Pentagon menolak untuk memberikan tanggapan atas penilaian AS terhadap peluncuran peluru kendali itu, walaupun saat itu mereka mengakui bahwa uji coba terkini tersebut merupakan peluncuran terpanjang jangkauannya dari peluru kendali Korea Utara manapun yang diuji sebelumnya.
        
Dua pejabat AS secara terpisah, yang membahas uji coba terkini peluru kendali Korut yang berlangsung sekitar 45 menit itu, mengatakan bahwa peluncuran tersebut menunjukkan jangkauan yang lebih besar daripada peluncuran ICBM pada 4 Juli lalu, yang menurut Korea Utara berlangsung selama 39 menit.
        
Salah satu pejabat mengatakan bahwa peluru kendali itu memiliki tingkat ketinggian, jarak dan kekuatan yang lebih tinggi dibanding uji sebelumnya, karena menggunakan gaya stabilisasi mesin, yang melawan efek angin dan kekuatan lainnya.
        
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara dengan Trump pada Senin, dan menyetujui perlunya tindakan lebih lanjut terhadap Korea Utara, beberapa jam setelah Duta Besar AS untuk PBB mengatakan bahwa Washington "telah selesai membahas tentang Korea Utara".
        
Pentagon menyatakan bahwa pihaknya melakukan pembicaraan militer-ke-militer dengan sekutu AS, Jepang dan Korea Selatan, setelah Korut melakukan uji coba tesebut.
        
Hwasong-14 meluncur mencapai ketinggian 3.724,9 kilometer dan terbang sejauh 998 kilometer sebelum akhirnya mendarat di pesisir perairan timur semenanjung Korea, kata KCNA.
        
Pakar senjata mandiri mengatakan yakin peluncuran tersebut menunjukkan banyak bagian di Amerika Serikat berada di dalam jangkauan jika peluru kendali diluncurkan dalam lintasan mendatar.

ANTARA/REUTERS
AMQ/Aulia/B Soekapdjo