Distributor di Bandarlampung Keluhkan Kelangkaan Garam

id harga garam melonjak, stok menipis, sejak lebaran

Distributor di Bandarlampung Keluhkan Kelangkaan Garam

Pekerja membungkus kemasan garam di Gudang CV Bumi Indah Bandarlampung, Senin (24/7). Kelangkaan garam mengakibatkan kenaikan harga garam di Lampung menjadi empat kali lipat dari harga sebelumnya yakni Rp1.200/kg menjadi Rp5.200/kg di tingkat agen.(A

...Sejak lebaran stok garam sudah mulai menipis dan makin ke sini sudah langka, kata Budi...
Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Distributor garam di Kota Bandarlampung mengeluhkan kelangkaan barang tersebut sejak satu bulan terakhir, yang diduga akibat kegagalan panen di sejumlah wilayah penghasil bumbu masak tersebut.

"Sejak lebaran stok garam sudah mulai menipis dan makin ke sini sudah langka," kata Budi distributor garam di Bandarlampung, Senin.

Dia mengatakan, sudah seminggu tidak ada pengiriman dari petani, biasanya usai lebaran sudah ada yang dikirim tapi ini belum ada.

Garam di Bandarlampung ini kebanyakan dikirim dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, untuk Lampung tidak ada.

"Jika pun ada pengiriman itu tidak banyak, dan belum bisa dikatakan cukup untuk seminggu," katanya.

Pada saat ini, dirinya masih menunggu kiriman garam dari Jawa, kelangkaan ini diduga kuat karena gagal panen.

Petani garam gagal panen akibat musim yang sulit ditebak, seharusnya sudah masuk musim panas akan tetapi di Jawa masih hujan.

Terkait harga mengalami kenaikan sebab dari petani yang menaikan harga sampai lebih dari 100 persen, biasanya per kilogram hanya Rp1000 saat ini Rp4.000/kg.

"Naiknya mencapai 100 persen lebih, saya pun hanya belanja dapat 20 ton dan biasanya lebih dari itu," kata dia.

Langkanya garam berpengaruh terhadap pembuat ikan asin yang ada di Pulau Pasaran, Kota Bandarlampung.

"Saya hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ada, lantaran biaya memproduksinya lebih tinggi dari pendapatan," kata Rinto (45) pembuat ikan asin.

Ia mengatakan, untuk mensiasatinya terpaksa mengurangi produksi ikan asin.

Hal senada disampaikan, Sugi (35) yang sudah satu bulan mengurangi pembuatan sebab dari distributor garam membatasi pembelian.

"Selain garam yang mahal stok garam juga dibatasi oleh distributornya, ini terjadi sudah selama dua bulan belakangan ini," kata dia.

Ia mengatakan, dalam sehari bisa memproduksi ikan asin sebanyak 40 kilogram, tapi karena harga garam yang melambung tinggi terpaksa harus mengurangi jumlah produksinya.

Sementara itu, Pemerintah Kota Bandarlampung melakukan pengecekan stok dan harga garam di sejumlah gudang dan pasar tradisional di daerah itu.

"Hari ini sudah ada tim satgas perdagangan yang turun ke lapangan untuk mengecek harga dan pasokan garam di Kota Bandarlampung," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Bandarlampung, Sahriwansyah.

Dia mengatakan, satgas perdagangan ini dipimpin langsung oleh kabid perdagangan, yang langsung turun ke pasar dan sejumlah gudang penyimpanan garam.

Ia menyebutkan pihaknya belum mengetahui jumlah tempat penyimpanan garam, sehingga satgas yang tengah mencarinya dan langsung turun ke lapangan.

"Kalau hasil tim menemukan adanya gudang yang melakukan penimbunan garam akan dikoordinasikan dengan polisi dan satgas pangan, untuk melakukan tindakan lebih lanjut," katanya.

Namun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah lurah terkait lokasi gudang yang menyetok garam.

Pihaknya pun tidak bisa menduga adanya gudang yang melakukan penimbunan garam, namun jika ada pelanggaran akan dilakukan ekspose.


(ANTARA)