Bupati Lampung Timur Laporkan LP3-RI ke Polisi

id bupati nunik kunjungi lomba desa, bupati lampung timur, chusnunia chalim

Bupati Lampung Timur Laporkan LP3-RI ke Polisi

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim pada Festifal Membaca di Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur, Sabtu (22/7) (FOTO: Humas Pemkab Lampung Timur.)

Lampung Timur  (ANTARA Lampung) - Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim resmi melaporkan Lembaga Pengawas Pelayanan Publik dan Informasi (LP3-RI) Provinsi Lampung ke pihak kepolisian atas tuduhan pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan.

"Secara pribadi Chusnunia Chalim telah melaporkan LP3-RI Lampung ke Polres Lampung Timur," kata Kepala Polres Lampung Timur AKBP Yudy Chandra Erlianto melalui Kasat Reskrim Polres Lampung Timur AKP Devi Sujana, di Lampung Timur, Senin.

AKP Devi mengatakan Polres Lampung Timur menerima laporan resmi Chusnunia Chalim pada Jumat (21/7) lalu.

"Dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan karena Chusnunia tidak terima nama anaknya dibawa dalam demonstrasi," ujar dia lagi.

Selanjutnya, ujar Devi, Polres Lampung Timur segera melakukan penyelidikan dan penyidikan serta memanggil para saksi.

Sebelumnya, ratusan warga yang mengatasnamakan Lembaga Pengawas Pelayanan Publik dan Informasi (LP3-RI) Provinsi Lampung melakukan demonstrasi di depan kantor Pemkab Lampung Timur pada Selasa (18/7).

Pendemo menuntut penjelasan Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim terkait status "AJ" yang diketahui tertera dalam dokumen kependudukan (KK) Chusnunia telah dikeluarkan Dinas Pencatatan Sipil Jakarta Selatan, dan dalam KK ibu bupati Lampung Timur yang dikeluarkan Kantor Pencatatan Sipil Lampung Timur tertera sebagai cucu.

Pendemo menyampaikan tuntutan dan membawa spanduk serta sejumlah foto Chusnunia Chalim bersama AJ. Mereka akhirnya diterima pejabat Pemkab Lampung Timur yang menjelaskan persoalan dituntut para pendemo.

Terpisah, Juru Bicara LP3-RI Provinsi Lampung Johan Abidin saat dikonfirmasi Senin malam, terkait dilaporkan LP3-RI oleh Chusnunia Chalim ke polisi menyatakan menghormati proses hukum tersebut. "Kami hormati peroses hukum itu," ujar dia.

Tapi, dia menerangkan apa yang disampaikan LP3-RI Provnsi Lampung adalah sikap murni aspirasi masyarakat kepada Chusnunia Chalim sebagai Bupati Lampung Timur. Menurut dia, banyak masyarakat Lampung Timur mempertanyakan status "AJ".

"Langkah kami mengkritisi bupati karena banyak warga yang mempertanyakan anak bupati karena dari data yang kami punya dalam KK tersebut tidak disebutkan nama dari Ayah AJ," ujar dia lagi.

Dia pun membantah demonstrasi itu bagian dari politik menjatuhkan Chusnunia Chalim. "Kami tidak ada kepentingan politik, LP3-RI Provinsi Lampung murni melakukannya untuk mengkritisi, silakan dibuktikan jika kami punya kepentingan politik menjatuhkan bupati," ujar Johan lagi.

Johan menambahkan, sebelum aksi demonstrasi tersebut pihaknya telah berkirim surat kepada Bupati Lampung Timur sebanyak dua kali, namun surat tersebut tidak mendapat jawaban dari Chusnunia Chalim.

"Kami sudah berkirim surat sebanyak dua kali meminta penjelasan bupati tentang status AJ, pertama pada bulan Mei tapi tidak dijawab, lalu kami kembali berkirim surat pada bulan Juni, tapi tetap tidak dijawab, sehingga kami menggelar demonstrasi menuntut penjelasan itu," ujar dia pula.

Terkait tuduhan bahwa LP3-RI Lampung justru telah mengeksploitasi anak, dia pun kembali membantah tuduhan tersebut.

"Kami pikir ini isunya telah dibelokkan, kami sama sekali tidak ada unsur mengeksploitasi anak, hanya saja karena materi demo itu adalah anak, sehingga menyertakan foto anak itu," katanya pula.

Malah menurut dia, adanya demonstrasi itu menambah terang permasalahan itu sehingga masyarakat tidak lagi menyoal status AJ tersebut.



Anak Adopsi

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur menegaskan bahwa status anak lelaki bernama AJ yang dipersoalkan, telah diadopsi oleh Bupati Chusnunia Chalim yang hingga kini belum menikah.

"Status AJ adalah anak adopsi Bupati Lampung Timur," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur Syahrudin Putra, di Lampung Timur, saat menerima para pengunjuk rasa yang mempertanyakan status anak tersebut.

Syahrudin menjelaskan bahwa status AJ (10) sebagai anak adopsi Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim, setelah melalui keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

"Ini bisa dipertanggungjawabkan karena kami sudah cek ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," kata Syahrudin lagi.

Dia menambahkan terkait status Bupati Lampung Timur adalah masih gadis atau belum menikah. Terbukti dalam pendaftaraan pencalonan sebagai bupati Lampung Timur tahun 2015 lalu di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lampung Timur Chusnunia Chalim lolos seleksi berkas pendaftaraan sebagai calon bupati.

"Semua sudah jelas dan bersih sewaktu di KPU, saya secara peribadi pernah tanyakan langsung kepada beliau apakah sudah menikah, beliau menjawab masih gadis dan belum menikah," katanya lagi.

Atas aksi demo itu, Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim mengeluhkannya.

Menurut Bupati Chusnunia, aksi demonstrasi itu sepatutnya ditujukan kepada orang yang menelantarkan anak, bukan kepada dirinya yang justru telah mengadopsi anak.

Menyusul aksi demonstrasi itu, Bupati Chusnunia mengumumkan telah menambah anak asuhnya. Dia pun berharap tidak ada lagi aksi demonstrasi terhadap anak asuhnya itu.

"Saya sampaikan daripada nanti saya didemo lagi, minggu ini anak saya nambah lagi, seorang anak yatim piatu dari Melinting, jadi jangan didemo lagi," kata Chusnunia Chalim, menegaskan saat menyampaikan sambutan pada Festival Membaca di Purbolinggo, Lampung Timur, Sabtu (22/7).

Chusnunia mengatakan bahwa mengasuh dan merawat anak adalah pekerjaan mulia, sehingga semestinya aksi demonstrasi itu tidak dialamatkan kepadanya tapi ditujukan kepada orang yang tidak mau merawat dan menelantarkan anak.

"Kalau ada orang menelantarkan anak itu yang perlu dipertanyakan, kalau ada orang mengasuh anak itu yang harus digalakkan," ujarnya pula.

Dia mengaku merasa heran terhadap aksi demo yang ditujukan kepadanya itu. "Bagaimana bisa merawat anak kok didemo, salahnya dimana," ujar dia.

Bupati yang juga politisi asal PKB itu mengingatkan agar lawan politiknya tidak menjadikan anak-anak sebagai komoditas politik. "Jangan libatkan anak-anak dalam kepentingan politik, zalim itu namanya," ujarnya lagi.

Usai demonstrasi itu, bupati yang berhijab itu pun meminta kepala dinasnya untuk menangani pemenuhan hak anak-anak Lampung Timur. Selain itu, dia pun mengajak setiap warganya peduli terhadap anak-anak dan memberikan hak anak.

(ANTARA)