Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung pada Juni 2017 mengalami surplus menyusul nilai ekspor pada periode itu lebih tinggi dari impor.
"Neraca perdagangan Provinsi Lampung itu surplus, yaitu sebesar 108,28 juta dolar Amerika Serikat," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum, di Bandarlampung, Rabu (19/7).
Ia menyebutkan, neraca perdagangan Juni 2017 yang mengalami surplus adalah Uni Eropa sebesar 73,37 juta dolar dan Asean sebesar 11,23 juta dolar, sedangkan negara utama lainnya mengalami defisit sebesar 54,85 juta dolar.
Menurutnya, nilai total ekspor Provinsi Lampung pada Juni 2017 mencapai 265,42 juta dolar Amerika Serikat, mengalami penurunan sebesar 11,78 persen dibandingkan ekspor Mei.
"Sedangkan ekspor Juni 2017 ini jika dibandingkan periode yang sama tahun 2016 tercatat 222,27 juta dolar, mengalami kenaikan 19,14 persen," katanya.
Ia menyebutkan, lima golongan barang utama ekspor Provinsi Lampung pada Juni 2017 yaitu lemak dan minyak hewan/nabati, kopi, teh dan rempah-rempah, olahan dari buah-buahan/sayuran, bubur kayu/pulp, serta karet dan barang dari karet.
Menurutnya, kenaikan ekspor Juni 2017 terhadap Mei 2017 hanya terjadi pada dua golongan barang utama yaitu kopi, teh, rempah-rempah naik sebesar 12,10 persen; serta lemak dan minyak hewan nabati naik sebesar 1,83 persen. "Sedangkan tiga golongan barang utama mengalami penurunan yaitu karet dan barang dari karet turun 41,02 persen; olahan dari buah-buahan/sayuran turun 31,27 persen, dan bubur kayu/pulp turun sebesar 29,42 persen," jelasnya.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mengatakan bahwa nilai impor daerah setempat pada Juni 2017 mencapai 157,14 juta dolar Amerika Serikat mengalami penurunan sebesar 45,40 persen dibanding Mei 2017.
"Nilai impor Juni 2017 tersebut juga turun turun 20,75 persen jika dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Yeane Irmaningrum.
Ia menyebutkan, penurunan impor pada Juni 2017 ini terjadi pada empat golongan barang utama dengan prosentase penurunan yang sangat bervariasi, yaitu gula dan kembang gula turun 87,14 persen; ampas/sisa industri makanan turun 43,09 persen; binatang hidup turun 18,16 persen; dan mesin-mesin/pesawat mekanik turun 7,78 persen.
Menurutnya, kontribusi lima golongan barang utama terhadap total impor Provinsi Lampung pada Juni 2017 mencapai 36,25 persen, dengan rincian sebagai berikut: binatang hidup 11,19 persen; kapal laut 9,55 persen; gula dan kembang gula 6,46 persen; ampas/ sisa industri makanan 6,29 persen; dan mesin-mesin/pesawat mekanik 2,76 persen.
Berita Terkait
BPS Lampung salurkan paket sembako untuk warga
Sabtu, 16 Maret 2024 9:16 Wib
Turis Malaysia dominasi kunjungan ke Sulsel pada Januari 2024
Minggu, 3 Maret 2024 17:21 Wib
BPS Lampung: Harga gabah kering giling tingkat petani naik 4,98 persen
Jumat, 1 Maret 2024 18:31 Wib
Neraca perdagangan Lampung surplus 255,28 juta dolar AS
Jumat, 1 Maret 2024 14:35 Wib
BPS Lampung catat beras sumbang inflasi 0,31 persen di Februari
Jumat, 1 Maret 2024 13:00 Wib
Arinal minta TPID siapkan langkah kendalikan inflasi
Rabu, 21 Februari 2024 22:02 Wib
Unila-BPS Lampung sinergikan program pojok statistik dan desa cantik untuk penguatan data statistik
Selasa, 20 Februari 2024 9:02 Wib
Ekonomi Sumsel triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 4,94 persen
Selasa, 6 Februari 2024 5:33 Wib