Harga Bawang Putih di Bandarlampung Rp35 Ribu/kg

id ilustrasi pedagang bawang

  Harga Bawang Putih di Bandarlampung Rp35 Ribu/kg

Ilustrasi Pedagang bawang di Pasar Pasir Gintung, Bandarlampung (FOTO: ANTARA Lampung/ist)

Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Harga bawang putih di sejumlah pasar Kota Bandarlampung berkisar antara Rp32 ribu hingga Rp37 ribu per kilogram atau rata-rata Rp35 ribu per kilogram.

"Sempat kaget ketika pedagang menyebut Rp35 ribu. Saya sampai bertanya apakah itu untuk seperempat kilogram, namun dijawabnya satu kilogram," kata Ny Juliha, warga Labuhanratu, Kota Bandarlampung ketika berbelanja di Pasar Perumnas Wayhalim, Jumat (23/6).

Karena itu, ia pun langsung membeli sebanyak satu kilogram untuk kebutuhan selama Lebaran hingga beberapa hari ke depan karena pasar dan warung kemungkinan tutup selama perayaan Idul Fitri.

"Biasa agak banyak, bukan mau menimbun tetapi karena antisipasi pasar dan warung belum buka," katanya.

Sumiati, pedagang aneka bumbu dapur di pasar tersebut mengatakan yang agak naik harganya yakni bawang merah. Per kilogramnya seharga Rp40 ribu untuk jenis bawang asal Brebes, Jawa Tengah.

"Kalau bawang merah asal Padang cuma Rp30 ribu per kilogramnya. Namun, pembeli lebih memilih bawang asal Brebes," kata dia.

Sedangkan bawang bombai yang juga banyak dicari pembeli harganya stabil yakni Rp20 ribu per kilogramnya.

Sementara itu, harga sayuran terutama kacang buncis yang banyak diburu pembeli untuk melengkapi opor dan ketupat harganya naik menjadi tiga kali lipat dibandingkan hari biasa.

"Kalau hari biasa paling hanya Rp10 ribu per kilogram. Tadi saya membeli harganya Rp30 ribu. Karena kebutuhan tetap dibeli," kata Ema (34) warga Kota Bandarlampung.

Ia pun mengaku membeli agak banyak kacang buncis karena sebagian dimasak sebagian lagi disimpan di kulkas untuk persediaan beberapa hari ke depan.

"Buncis lebih awet kalau disimpan untuk beberapa hari ke depan. Selain itu saya juga nyetok sayuran kol dan sawi putih. Bayangkan kalau tidak ada sayur, setelah Lebaran mayoritas makanannya dari daging," katanya, saat berbelanja di Pasar Tempel Stasiun Labuhanratu, Bandarlampung.

Selain itu Ema pun mengaku membeli tempe dan tahu agak berlebih, juga sama untuk persediaan. Bahkan ditambah ikan asin, terasi beserta tomat dan cabainya.(Ant)