WHO: Korban Wabah Kolera di Yaman 923 Meninggal

id wabah kolera di yaman

WHO: Korban Wabah Kolera di Yaman 923 Meninggal

Seorang anak perempuan terinfeksi kolera berbaring di lantai sebuah kamar rumah sakit di kota pelabuhan Hodeidah Laut Merah, Yaman, Minggu (14/5/2017). (REUTERS/Abduljabbar Zeyad/File Photo)

Sana'a, Yaman (Antara/Xinhua-OANA/ANTARA Lampung) - Jumlah korban meninggal akibat kolera di negara yang dicabik pertempuran, Yaman, telah naik jadi 923 sejak 27 April, dengan seluruh kasus dugaan melampaui 124.000, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (12/6).

Jumlah korban meninggal akibat wabah kolera naik jadi 923 sampai Senin larut malam, naik dari 789 yang dilaporkan pada Kamis (8/6). Itu berarti 134 orang Yaman telah meninggal akibat penyebaran wabah tersebut dalam empat hari belakangan, demikian data WHO.

Jumlah kasus dugaan kolera telah bertambah jadi 124.002 yang dilaporkan dari 20 dari 22 gubernuran Yaman, dengan kenaikan 22.182 kasus, kata WHO.

Pekan lalu, Dana Anak PBB (UNICEF) memperkirakan kasus dugaan kolera dapat mencapai 130.000 dalam dua pekan, sementara pada bulan lalu, WHO memperkirakan jumlah tersebut dapat mencapai 300.000 dalam enam bulan ke depan.

Wabah itu telah menyebar dengan cepat di 20 gubernuran cuma dalam waktu enam pekan, sejak 27 April.

Yaman menghadapi kembarukan total akibat perang yang terus berkecamuk. Dua-pertiga penduduk negeri tersebut, sebanyak 19 juta, memerlukan bantuan perlindungan atau kemanusiaan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang. Sebanyak 10,3 juta orang nyaris kelaparan dan 14,5 juta orang kekurangan akses ke kebersihan dan air minum yang aman.

Kurang dari 45 persen rumah sakit di negeri tersebut saat ini beroperasi, tapi rumah sakit yang beroperasi itu sekalipun menghadapi tantangan yang sangat besar; di atas semuanya adalah kekurangan obat, peralatan medis dan staf.

Blokade atas Yaman, bagian dari aksi pemboman pimpinan Arab Saudi yang dilancarkan pada Maret 2015, telah menambah parah krisis di negeri tersebut --yang dulu mengimport sebagian besar keperluan dasarnya. Dan ada masalah lain: tak banyak bantuan diberikan untuk menangani krisis itu, terutama wabah kolera.