Kapolri : Bom Kampung Melayu berbahan TATP

id Kapolri, bom Kampung Melayu

Kapolri : Bom Kampung Melayu berbahan TATP

Personel kepolisian mengusung peti jenazah Briptu Anumerta Ridho Setiawan seusai dishalatkan di Masjid Al-Jihad, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (25/5). ( ANTARA FOTO/Fajrin Raharjo)

Jakarta (Antara Lampung) - Bahan peledak yang digunakan oleh dua pengebom bunuh diri kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung Raya di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur adalah bahan kimia dengan jenis triaseton triperoksida (TATP). 
   
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Rumah Sakit Polri Said Sukanto, Jakarta Timur, Jumat (26/5) malam mengatakan bahan peledak itu sering digunakan oleh kelompok teror ISIS di Irak dan Suriah. 
   
Kapolri mengatakan dua ledakan bom yang terjadi di Kampung Melayu berbeda daya ledaknya. Bom pertama yang dibawa Ichwan Nurul Salam berdaya ledak rendah.    
   
"Ledakan pertama ini untuk menarik perhatian, memancing orang datang berkumpul," katanya.
        
Selanjutnya, bom kedua yakni bom panci presto yang ada di ransel yang dibawa Ahmad Sukri berdaya ledak besar.  
   
"Ledakannya membuat badan pelaku hancur dan terpisah-pisah," katanya.
        
Menurut dia, ledakan pada bom kedua sangat berbahaya karena menyebarkan beberapa benda tajam yang memberi efek merusak pada benda dan manusia yang berada di radius ledakan.
        
"Ada shrapnel, mur, gotri dan gunting kecil sehingga memberikan efek seperti peluru yang didorong oleh ledakan yang memberikan efek bakar dan efek menghancurkan," katanya.
        
Pada Rabu (24/5) malam, terjadi dua kali ledakan di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Ledakan pertama terjadi pukul 21.00 WIB di depan toilet umum.  Sementara ledakan kedua terjadi pada 21.05 WIB di dekat Halte Transjakarta Kampung Melayu yang jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi ledakan pertama.
        
Dua pelaku bom bunuh diri meninggal dunia seketika. Pelaku diketahui bernama Ichwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri.
        
Dalam peristiwa tersebut, selain menyebabkan dua pelaku tewas, tiga korban polisi gugur.
        
Tiga polisi yang gugur tersebut adalah Bripda Taufan Tsunami, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Imam Gilang Adinata, ketiganya anggota Unit 1 Peleton 4 Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya.
        
Selanjutnya tim Densus 88 Antiteror Polri dibantu Polda Jabar menangkap tiga terduga teroris yang disinyalir terkait peristiwa bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu. Ketiganya yakni J, W dan A yang ditangkap ditiga lokasi berbeda di Bandung, Jawa Barat.

A064/Santoso
ANTARA