Pengendara Keluhkan Asap Pembakaran Padi Di Pringsewu

id asap di pringsewu

Pengendara Keluhkan Asap Pembakaran Padi Di Pringsewu

Sejumlah pengendara terganggu asap sisa pembakaran panen padi di jalan menuju Perkantoran Bupati Pringsewu. (ANTARA Lampung/Triono Subagyo)

...Asap akibat pembakaran tersebut cukup banyak. Karena semua tumpukan sisa panen dibakar oleh petani...
Pringsewu, Lampung (ANTARA Lampung) - Sejumlah pengendara yang melintas di jalan yang sisi kiri-kanannya terdapat sawah di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung mengeluhkan asap akibat pembakaran sisa panen padi.

"Terutama terjadi sore hari, para petani sengaja membakar sisa tanaman yang sudah diambil gabahnya. Asapnya cukup menyesakkan bahkan mengganggu pandangan saat berkendara," kata Supriyanto, warga Bandarlampung, yang melintas di Desa Bulukkerto, Pringsewu, Jumat.

Ia melanjutkan, pada Kamis sore sengaja melihat lokasi perkantoran Bupati Pringsewu yang dibangun di pertengahan persawahan, jalan menuju lokasi tersebut pun terganggu dengan asap.

"Asap akibat pembakaran tersebut cukup banyak. Karena semua tumpukan sisa panen dibakar oleh petani," kata dia.

Begitu pun di Pekon (Desa) Mataram dan Pekon Tulungagung, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu yang terdapat beberapa lokasi persawahan baik irigasi maupun tadah hujan sisa panen juga dibakar sehingga asapnya mengepul dan sebagian menghalangi sesaat pandangan pengendara.

"Saya senang melintas di sana karena kondisinya masih asri terutama saat tanaman padi masih hijau atau belum panen. Tetapi saat ini petani sedang panen dan menghilangkan limbah panen dengan cara dibakar," katanya.

Agus Handiko petani setempat mengaku sengaja membakar limbah panen guna mempermudah pengolahan lahan. Bahkan menurutnya, abu sisa pembakaran tersebut dapat meningkatkan kesuburan tanah.

"Memang sih ada informasi kalau di timbun lumpur maka "damen" atau limbah padi bisa lebih menyuburkan tanah. Tetapi itu membutuhkan tenaga besar dan ketika ada air banyak. Kalau kemarau begini bagaimana mungkin karena tanahnya pun keras. Selain itu, bisa mengganggu lancarnya mesin pembajak," kata dia.

Selain dibakar, biasanya ada peternak yang mengambil limbah berupa batang padi (damen) tersebut, untuk pakan ternak ketika panen terjadi pada musim kemarau karena rumput-rumput sudah kering.

"Saat ini masih banyak rumput hijau, sehingga peternak tidak mengambilnya," kata Agus.

Namun, lanjutnya, nanti setelah sisa tanaman padi yang dipotong tumbuh tunas baru dan berwarna hijau, para peternak biasanya memotongnya untuk dijadikan pakan.

"Itu biasanya yang terjadi sebelum lahan dibajak. Kami memanen kan dengan cara dipotong tanaman padinya di atas tanah beberapa sentimeter. Nah sisanya itu kan akan tumbuh lagi nantinya," katanya.  (Ant)