Pegiat Literasi Usulkan Program Bebas Biaya Kargo

id sugeng dan motor pustaka

Pegiat Literasi Usulkan Program Bebas Biaya Kargo

Sugeng Hariyono Pegiat literasi Motorpustaka dari Kabupaten Lampung Selatan (@Motor Pustaka/Facebook

Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Pegiat literasi Motorpustaka dari Kabupaten Lampung Selatan Sugeng Hariyono mengusulkan pemerintah daerah bersama pemerhati perpustakaan dapat mengupayakan Program Bebas Biaya Karrgo (Free Cargo) Literasi dalam pengiriman buku dan bahan pustaka untuk warga di daerah ini.

Menurut Sugeng, dalam penjelasan diterima di Bandarlampung, Minggu (9/4) kebijakan bebas biaya kargo pengiriman buku dan bahan pustaka untuk warga itu dapat diterapkan secara sistematik pada momen tertentu.

"Bisa 1 bulan sekali, 2 bulan, atau 3 bulan sekali, pemerintah dan pemerhati perpustakaan dapat memfasilitasi untuk bermitra dengan BUMN, khususnya PT Pos Indonesia, maupun perusahaan swasta pengiriman barang," kata Sugeng, pegiat pustaka keliling dari Lampung Selatan yang menggunakan sepeda motor.

Usulannya itu telah pula disampaikan dalam kesempatan diskusi literasi yang berlangsung di Bandarlampung, Sabtu (8/4), berkaitan peresmian cabang sekaligus tempat produksi cetak buku dan Penerbit Aura Publishing.

Dengan program itu, diharapkan bisa memfasilitasi kegiatan-kegiatan komunitas literasi maupun perseorangan yang selama ini sudah bergerak.

Ia berharap komunitas-komunitas literasi, pemerhati perpustakaan, pegiat literasi bisa saling terhubung dan bertukar informasi serta kegiatan agar mendorong adanya Gerakan Lampung Membaca sebagai gerakan nyata, bukan hanya sebuah pencanangan.

Pada diskusi literasi di Aura Publishing pimpinan Ikhsan Aura, diikuti Dinas Perpustakaan Daerah Lampung, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, staf ahli DPR RI, pemerhati perpustakaan, dan komunitas-komunitas pegiat literasi se-Provinsi Lampung.

Dalam acara diskusi literasi itu, setiap peserta membawa buku bacaan yang didonasikan kepada komunitas pegiat literasi yang sudah ditunjuk oleh panitia, salah satunya Armada Pustaka Lampung yang diwakili Sugeng Hariyono Motorpustaka.

Pada kegiatan itu, antara lain, mendiskusikan kegiatan literasi di Lampung dengan sedikitnya 40 rumah baca, taman baca, griya baca, jendela baca, perpustakaan desa, dan pustaka bergerak di Lampung yang selama ini sangat kesulitan mendapatkan koleksi buku bacaan yang bisa diakses oleh masyarakat di lingkungan masing masing.

Persoalan itu menjadi diskusi serius karena sebenarnya banyak warga, pemerintah pusat maupun pihak lain yang peduli pada literasi telah menyiapkan bantuan buku untuk didonasikan bagi pegiat literasi di Lampung. Akan tetapi, biaya pengiriman ke daerah dari donatur yang mahal menjadi kendala.

Bukan hanya itu, dalam diskusi tersebut juga digagas untuk membentuk Forum Literasi Lampung yang mewadahi para pegiat literasi, di antaranya penulis, taman bacaan masyarakat (TBM), rumah baca, teras baca, penerbit, jurnalis, budayawan, sastrawan, maupun para pegiat literasi individu serta kelompok.

Menurut Sugeng Hariyono, semua upaya pegiat literasi itu perlu mendapatkan dukungan berbagai pihak agar kegiatan membaca, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja di daerah ini, makin meningkat dan menjadi budaya baca yang memasyarakat dengan baik.  (Ant)