UBL Lestarikan Seni Budaya Lampung

id Kampus UBL, ubl

UBL Lestarikan Seni Budaya Lampung

Kampus Universitas Bandar Lampung (UBL) (ist)

Tanggamus, Lampung, 6/4 (Antara) - Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandarlampung (TI FIK UBL) berkontribusi melestarikan seni budaya Lampung khususnya tiga tarian tradisional sudah ada sejak 1700 hingga awal 1900-an dari Kabupaten Tanggamus hampir punah, yakni Tari Kipas Saibatin, Igol, dan Naga Bejelung.

Menurut Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer (TI FIK) UBL Marzuki SKom MKom, di Bandarlampung, Kamis, pelestarian seni budaya Lampung, terutama tiga tarian itu dilakukan Tim TI FIK UBL beranggotakan para mahasiswa dan alumni, seperti Debi Herlina Meilani SKom, M Fadhilah SKom, dan Derik Aguesty.

Marzuki sebagai Ketua Program Studi TI bertugas menjadi pembimbing bersama Maria Shusanti Febriyanti SKom MKom. Kegiatan dipusatkan di Pekon Sanggi Unggak, Kecamatan Bandar Negeri Semuoung/Way Semaka, Tanggamus.

Marzuki menjelaskan langkah kerja timnya berupa mencari data dan fakta otentik di lapangan, seperti mewawancarai tokoh pemuka adat dan sesepuh praktisi tari serta mendokumentasikan dan memproyeksikan gerakan tari, menggunakan teknologi kamera tiga dimensi (3D), Kinect Version 2.

Selain itu, pihaknya berkesempatan mengabadikan Museum Mini Sanggi Unggak yang menyimpan berbagai peninggalan kuno Kerajaan Sai Batin Way Semaka, Tanggamus.

Semua kegiatan dilakukan bersamaan pada Rabu (5/4) kemarin. Rencananya, semua hasil kegiatan ini akan diluncurkan Selasa (11/4) dalam pesta adat masyarakat setempat.

"Kami sudah ambil data mula dengan Tari Igol, sekarang Kipas Saibatin. Kedua tari ini, nara sumbernya masih ada dan satu-satunya pelaku penarinya. Lewat langkah ini, kami akan rangkai gerakan tari dengan aplikasi virtual 3D disertai saran-pesan sang tokoh, termasuk memperlihatkan berbagai koleksi peninggalan sejarah tersisa sebagai bentuk pembelajaran bagi generasi masa depan," katanya lagi.

Pelestarian seni budaya dengan teknologi komputer, menurut Marzuki sebagai langkah inovatif, kreatif, positif, dan masif yang dilakukan sivitas akademika FIK UBL.

"Teknologi akan mempermudah orang dengan banyak hal, untuk melakukan apa pun, termasuk mempelajari seni tari tradisional dan mendalami peninggalan budaya leluhurnya," katanya pula.

Secara teknis, Maria Shusanti menjelaskan penggunaan teknologi 3D Kinect Version 2 yang dapat merekam langsung tiap pergerakan tari secara lengkap, berdasarkan representasi pergerakan tubuh manusia diselaraskan alunan musik pengiringnya.

Alat ini dapat pula merekam dan menganalisis langsung 25 titik objek anggota tubuh yang memiliki berbagai nilai observasi.

"Dengan alat ini kita tidak hanya menonton tarian dengan musik secara virtual. Tapi, melihat langsung tokoh animasi penarinya, dengan lekuk tubuh lengkap. Ke depan, hasil alat ini tidak hanya menjadi dokumentasi, tapi dapat dialihkan ke banyak objek seperti animasi 3D, Humanic Robotika atau dokumentasi tersimpan berbentuk video fakta maupun angka data. Jadi publik, akademisi dan pihak peneliti dapat mengukur ketepatan pergerakan tari secara tepat," katanya pula.

Kepala Pekon Sanggi Unggak, Abu Sahlan mengapresiasi langkah pelestarian UBL di bidang seni tari kontemporer dan berbagai budaya barang peninggalan sejarah Kerajaan Way Semaka, dengan menggunakan aplikasi teknologi komputer.

Secara singkat, ia menjelaskan ketiga tarian asal Teluk Semaka itu erat dengan gabungan nilai historis dari Kerajaan Skala Brak Kuno, Kerajaan Sriwijaya, dan Kesultanan Banten, memiliki gerakan, nilai filosof serta makna tarian berbeda-beda.

"Semua tarian ini sifatnya sakral, karena diadakan untuk pertemuan maupun pesta begawi adat Saibatin. Para penarinya termasuk orang pilihan pihak kerajaan atau pun utusan pekon, masih anggota keluarga kerajaan. Mereka diutus memikul perwakilan wilayah. Bedanya, Tari Igol dilakukan per pasangan di atas nampan, dengan perempuan memegang 2 kipas dan lelaki 1 kipas. Tari Naga Bejelung dilakukan dua penari lelaki memperebutkan piring. Tari Kipas Saibatin ada unsur pencak silat dilakukan 2-6 penari lelaki, masing-masing menggunakan 2 kipas," katanya menjelaskan. (Ant)