Jakarta (ANTARA Lampung) - Kejadian hujan lebat es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Indikasi terjadi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat, yaitu:
- Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5° C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
- Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
- Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
- Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
Sifat-sifat putting beliung/angin kencang berdurasi singkat, yaitu:
- Sangat lokal
- Luasannya berkisar 5-10 km
- Waktunya singkat sekitar kurang dari 10 menit
- Lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba)
- Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari
- Bergerak secara garis lurus
- Tidak bisa diprediksi secara spesifik, hanya bisa diprediksi 0,5-1 jam sebelum kejadian jika melihat atau merasakan tanda-tandanya dengan tingkat keakuratan < 50 %
- Hanya berasal dari awan Cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya), tetapi tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung.
- Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama.
Humas BMKG
Berita Terkait
BMKG: Fenomena hujan es di Kota Palembang akibat musim pancaroba
Jumat, 17 November 2023 20:15 Wib
"Kenangan Mantan" di Negeri Singa
Rabu, 27 September 2023 7:06 Wib
BMKG prediksi sejumlah wilayah di Indonesia alami cuaca ekstrem, waspadai hujan es
Sabtu, 2 September 2023 8:58 Wib
Presiden Joko Widodo tiba di Tanzania
Selasa, 22 Agustus 2023 5:54 Wib
Umi Pipik pun laporkan Oklin Fia terkait konten kesusilaan
Kamis, 17 Agustus 2023 5:22 Wib
Terduga teroris ditangkap, ahli di bidang mesin dan elektronika
Senin, 5 Juni 2023 5:49 Wib
Akibat hujan es, belasan rumah warga di OKU Selatan rusak
Kamis, 12 Januari 2023 22:25 Wib
Kejari Pesawaran selesaikan kasus penjual es beli ponsel curian lewat "Restoratif Justice"
Kamis, 6 Oktober 2022 14:05 Wib