Pariwisata Turki sulit pulih

id Turki, Perang Irak dan Suriah

Pariwisata Turki sulit pulih

Bendera turki (istimewa)

Ankara (Antara/Xinhua-OANA) -  Pantai yang keemasan, sinat Matahari, pasir, kebudayaan yang kaya membuat Turki memiliki banyak tawaran buat wisatawan tapi rangkaian serangan dan upaya kudeta yang gagal tahun lalu membuat semua itu diselimuti awan gelap.
        
Peristiwa suram tersebut menyebar kekacauan bagi industri besar Turki itu. Ketegangan politik menjelang referendum penting menambah hitam gambaran negeri tersebut.
        
Turki telah menyampaikan harapan bagi kebangkitan industri pariwisatanya setelah keprihatinan keamanan mengakibatkan kemerosotan 30 persen wisatawan mancanegara yang berkunjung demikian juga dengan penghasilannya tahun lalu, tingkat paling rendah dalam sembilan tahun.
        
Sektor itu juga mendapat pukulan keras selama ketegangan antara Ankara dan Moskow, setelah penembakan-jatuh satu jet tempur Rusia pada November 2015.
        
Kedua negeri tersebut selanjutnya membuat hubungan mereka normal lagi dan pesawat sewaan pertama Rusia mendarat di tempat pelancongan Antalya pada September lalu.
        
"Kami menyaksikan tanda yang sangat positif, sehingga memberi kami harapan," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Nabi Avci dalam acara pariwisata fair baru-baru ini di Berlin, Jerman, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat petang.
        
Dalam upaya menghentikan kemerosotan itu, Pemerintah Turki dilaporkan berusaha mendorong sektor pariwisata, yang memberi sumbangan tak kurang dari 30 miliar dolar AS setiap tahun buat ekonomi negeri tersebut. Pemerintah memperpanjang subsidi bahan bakar buat perusahaan penerbangan dan membantu hotel memperoleh pinjaman, kata Avci.
        
Namun, menurut data statistik, industri itu tetap mengalami pukulan dan babak-belur setelah tahun yang sangat buruk. Dan jumlah besar kehilangan pekerjaan telah diumumkan oleh negara.
        
Menurut sumber sektor tersebut, lebih dari 42.000 orang kehilangan pekerjaan dan lebih banyak lagi orang diperkirakan kehilangan pekerjaan sampai akhir musim liburan tahun ini.
        
Jumlah pegawai di instalasi akomodasi merosot sampai 14 persen pada 2016 dari tahun sebelumnya, sementara negeri itu menyambut 36 juta orang asing pada 2015.
        
Ratusan orang telah tewas sejak 2015 di Turki dalam berbagai serangan yang berkitan dengan IS dan kelompok Kurdi.
        
Agenda dalam negeri Turki saat ini dipusatkan pada kegiatan politik sebelum referendum pada April, yang akan memperkuat kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Ketidak-sepakatan yang berkaitan dengan proses penting itu dengan negara Eropa tidak tidak membantu sektor pariwisata pulih.

Penerjemah : Chaidar