Jakarta (ANTARA Lampung) - Budayawan yang juga tokoh Muhammadiyah, M Sobari mengapresiasi pembuatan film Bid'ah Cinta yang disutradarai Nurman Hakim, yang dinilainya bisa menjadi inspirasi merawat keberagaman di Indonesia.
"Yang paling penting dari pesan yang ada di film ini, bahwa ketegangan kolektif yang melibatkan komunitas, bisa ditunda, tidak sekedar adanya pernikahan. Tetapi ada kesadaran bahwa ketegangan itu justru banyak mudharatnya. Jadi ada kesadaran apa yang menjadi wujud damai di langit harus diciptakan di bumi. Itu intinya," kata Sobari, dalam diskusi "Kala Asmara Terbentur Paham Agama" usai nonton bareng film Bid'ah Cinta, di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu.
Film itu menceritakan kisah percintaan yang terbentur pemahaman keagamaan yang berefek pada ketegangan komunitas yang dinilai bisa menjadi gambaran dan sekaligus solusi bagaimana cara menghadapi perbedaan dan menghindari ketegangan.
Di tengah masyarakat yang saat ini mudah tersulut provokasi atas perbedaan pemahaman keagamaan itu, maka film tersebut sekaligus memberikan pesan bahwa adanya suatu perbedaan itu justru suatu keniscayaan mewujudkan cinta.
Nonton bareng dan diskusi diikuti seratusan orang dari berbagai komunitas dengan dipandu dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Nanang Tahqiq. Adapun pembicara dalam diskusi tersebut selain Sobari adalah Rumadi dari Lakpesdam NU, Fajar Riza Ulhaq dari Maarif Institute, dan Tsamara Amani dari perwakilan mahasiswa Universitas Paramadina.
Acara nonton bareng dan diskusi tersebut diselenggarakan oleh Nurcholis Madjid Society. Hadir juga dalam acara itu sutradara dan para pemain film Bid'ah Cinta.
Dalam film Bid'ah Cinta digambarkan bagaimana cinta antara Khalida dan Kamal yang terbentur perbedaan pemahaman keagamaan. Kedua orang tuanya juga kemudian ikut terlibat dalam ketegangan tersebut, bahkan hingga merembet ke komunitas masyarakat.
Namun pada akhirnya, ada pemahaman dan suatu kesepakatan agar tidak menjadikan perbedaan itu agar tidak menjadi ketegangan dan sepakat untuk saling menghormati.
Sobari mengungkapkan, dalam soal perbedaan pemahaman, NU dan Muhammadiyah bisa menjadi potret betapapun ada perbedaan tetapi sekarang sudah menunjukkan saling menghormati. Bahkan, ia melihat justru perbedaan antara Muhammadiyah dan NU didasari pemahaman cinta.
"Perbedaan itu didasari rasa cinta. Orang NU tidak ingin orang Muhammadiyah sesat, orang Muhammadiyah juga tidak ingin orang NU sesat. Jadi perbedaan itu dasarnya cinta," ungkapnya.
Jadi, film tersebut bisa dikatakan potret yang jika dilihat dinamika sekarang NU dan Muhammadiyah sudah mencontohkan bahwa adanya perbedaan mereka tidak menjadikan saling mengolok-olok.
"Gambaran ini, bagus untuk merawat kebersamaan di masyarakat. Karena ketegangan sekarang ini, terjadi bahkan soal orang mati dipolitisasi dengan ancamanan tidak dishalatkan," tuturnya.
Sutradara film Bid'ah Cinta, Nurman Hakim mengatakan, dalam film yang dibuatnya ada harapan masyarakat yang menonton terinspirasi dalam menyikapi perbedaan agar tidak menjadi konflik.
"Ini terinspirasi dari adanya kekhawatiran di beberapa daerah, yang mempertentangkan soal faham keagamaan dan potensial menjadi konflik. Jadi penulisan film ini memang dilatarbelakangi kekhawatiran konflik yang dilatarbelakangi perbedaan paham," ujarnya. (Ant)
Berita Terkait
Indonesia mengikuti festival film internasional di beberapa negara
Selasa, 5 Maret 2024 9:52 Wib
Danns sebut seperti bermain di film ketika cetak 2 gol di Anfield
Kamis, 29 Februari 2024 15:17 Wib
Gugatan praperadilan Siskaeee atas kasus film porno ditolak
Selasa, 27 Februari 2024 16:40 Wib
Goretzka ibaratkan penampilan Bayern Muenchen seperti "film horor"
Senin, 19 Februari 2024 5:27 Wib
Bawaslu dalami dugaan fitnah dalami film "Dirty Vote"
Selasa, 13 Februari 2024 5:44 Wib
Bawaslu terima kasih atas kritik dari film dokumenter "Dirty Vote"
Selasa, 13 Februari 2024 5:34 Wib
Tersangka pemeran film porno Siskaeee diperiksa kejiwaannya
Kamis, 1 Februari 2024 11:45 Wib
Tersangka kasus film porno Siskaeee dijemput paksa polisi di Yogyakarta
Rabu, 24 Januari 2024 17:39 Wib