Perajin Kopi Luwak Lampung Barat Harapkan KUR

id perajin kopi luak, lampung barat

Perajin Kopi Luwak Lampung Barat Harapkan KUR

Perajin kopi luak Lampung Barat (istimewa)

...Salah satu bank nasional milik pemerintah pernah bertemu dengan pihak kami untuk membicarakan seputar skema kredit untuk pembiayaan usaha kami, namun sampai sekarang tidak ada kejelasan tindak lanjutnya, katanya...
Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Ketua Gabungan Kopi Luwak Robusta (GKLR) Lampung Barat Gunawan menyebutkan para perajin kopi luwak di daerahnya belum tersentuh program kredit usaha rakyat (KUR) yang digulirkan pemerintah melalui perbankan nasional, padahal para perajin membutuhkan bantuan modal untuk mengembangkan usaha pembuatan kopi premium itu.

"Salah satu bank nasional milik pemerintah pernah bertemu dengan pihak kami untuk membicarakan seputar skema kredit untuk pembiayaan usaha kami, namun sampai sekarang tidak ada kejelasan tindak lanjutnya," katanya saat dihubungi di Liwa Lampung Barat, Senin.

Ia menyebutkan pihaknya sebenarnya sangat tertolong jika bisa mendapatkan KUR, apalagi program pemerintah itu diperuntukkan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan bunga yang lebih rendah dari bunga perbankan.

KUR merupakan program pemberian kredit dengan nilai di bawah Rp500 juta yang penjaminnya adalah pemerintah. KUR diprioritaskan untuk UMKMK di bidang pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, dan industri kecil lainnya.

Sejak 2016 hingga awal 2017 ini, produksi kopi luwak Lampung Barat cenderung turun, dan makin sulit menembus pasar ekspor. Penyebabnya sejumlah hal seperti minim promosi dan terbatas akses ke permodalan, terutama dalam mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) perbankan nasional.

Menurut Gunawan, aroma kopi luwak Lampung Barat mulai memudar karena terbatasnya akses mereka ke pemasaran dan permodalan. Pada 2006 lalu, perajin kopi luwak yang tercantum dalam Gabungan Kopi Luwak Robusta (GKLR) Lampung Barat mencapai 31 orang, kemudian menjadi 10 orang pada 2016, dan tersisa 8 orang di 2017.

"Seiring itu, produksi kopi luwak juga anjlok. Jika tahun lalu mampu memproduksi 500 kg kopi bubuk luwak sebulan, kini hanya mampu menghasilkan 150 kg kopi luwak bubuk," katanya.

Gunawan bahkan menyebutkan jika ada kontrak pembelian kopi luwak dengan kondisi sekarang, mereka tak berani menerimanya karena permodalan perajin sangat terbatas.

"Sehubungan itu, sudah banyak perajin yang melepaskan luwaknya ke alam liar karena tak mampu lagi menggeluti usaha kopi luwak. Kami berharap bisa mendapatkan KUR," katanya. (Ant)