Harga Jengkol di Mesuji Melambung

id Mesuji, jengkol, komoditas

Harga Jengkol di Mesuji Melambung

Pedagang sembako di Pasar Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji Lampung (Foto: ANTARA Lampung/Raharja)

Mesuji (Antara Lampung) - Harga jengkol di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, meningkat hingga 30 persen dari sebelumnya.
        
Sejumlah pedagang sembako di Pasar Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Rabu, membenarkan harga jual jengkol mengalami kenaikan cukup tajam.
         
Menurut Siti, salah satu pedagang jengkol setempat, harga komoditas itu biasanya dijual Rp30.000 hingga Rp35.000 per kg, kini naik sekitar 30 persen menjadi Rp60.000- Rp70.000/kg.
         
Dia mengakui harga jengkol yang mencapai Rp70.000/kg itu berpengaruh kepada omzet pendapatannya.
         
"Kalau untuk saya tidak terlalu besar dampaknya, paling sekarang saat mahal harganya hanya menjual 10 kg sehari. Dulu saat harga normal, saya bisa jual 50 kg dan habis," kata Siti lagi.
         
Ia juga memprediksi harga jengkol masih akan terus mengalami kenaikan, mengingat pasokannya ke Pasar Simpang Pematang, Mesuji  jumlahnya sedikit.
         
Surani, pedagang jengkol di Mesuji lainnya membenarkan mengalami pula penurunan omzet penjualan yang cukup besar.
         
Kenaikan harga juga terjadi pada bahan kebutuhan dapur, seperti yang disampaikan oleh Fatimah, salah satu pedagang sayur di pasar tadisional Tanjung Raya, Mesuji.
         
Menurutnya, harga bawang merah telah naik sejak awal tahun 2017 ini, dari Rp30 ribu/kg menjadi Rp40 ribu per kg.
         
Selain itu, bawang putih harganya juga baik dari Rp30 ribu/kg menjadi Rp40 ribu/kg.
         
Harga cabai di Mesuji pada awal tahun ini juga mengalami kenaikan. Cabai merah besar harganya dari Rp30 ribu/kg menjadi Rp70 ribu/kg, cabai keriting ari Rp28 ribu/kg menjadi Rp66 ribu/kg, cabai kecil semula Rp28 ribu/kg sekarang menjadi Rp65 ribu/kg, cabai hijau dari Rp25/kg menjadi Rp50 ribu/kg, dan tomat dari Rp6
ribu/kg menjadi Rp12 ribu/kg.
         
Padahal menurut paras pedagang itu, pasokan komoditas pokok tersebut tidak mengalami hambatan. Distribusinya juga tidak tersendat.
         
Para pedagang mengeluhkan kenaikan harga kebutuhan pokok itu, dikarenakan beberapa komoditas kebutuhan pokok mahal harganya mengakibatkan jumlah pembeli menjadi berkurang setiap harinya. Kondisi pasar tradisional di Mesuji saat ini umumnya dagangan menjadi sepi pembeli.
         
Salah satu pembeli Nur, warga Kecamatan Tanjung Raya juga mengeluhkan kenaikan harga itu. "Sekarang uang Rp100 ribu hanya dapat barang belanjaan tomat dan cabai saja, kalau dulu ini paling hanya habis Rp40 ribu saja," katanya lagi.

ANTARA