Kemensos Alih Fungsikan Panti Sosial Perangi HIV/AIDS

id menteri sosial, khofifah indar parawansa, alih fungsi panti

Kemensos Alih Fungsikan Panti Sosial Perangi HIV/AIDS

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

...Alih fungsi dan peningkatan status ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah dalam mengatasi tingginya persebaran penyakit HIV/AIDS di Indonesia, kata Khofifah...
Jakarta  (ANTARA Lampung) - Kementerian Sosial (Kemensos) memperluas jangkauan pelayanan terhadap penderita HIV/AIDS dalam memerangi penyakit tersebut dengan mengalihfungsikan sejumlah panti di daerah.

"Alih fungsi dan peningkatan status ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah dalam mengatasi tingginya persebaran penyakit HIV/AIDS di Indonesia," kata Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa seperti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Sebanyak dua panti yang dialihfungsikan tersebut antara lain Panti Sosial Bina Daksa Bahagia di Medan, Sumatera Utara, yang sebelumnya memberikan layanan bagi penyandang disabilitas tubuh dan Panti Sosial Bina Lara Kronis (PSBPLK) Wasana Bahagia di Ternate yang sebelumnya memberikan pelayanan bagi mantan penderita kusta.

Selain itu, Kementerian Sosial juga telah menaikkan status Rumah Perlindungan Sosial Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang di Sukabumi yang sebelumnya berstatus sebagai rumah perlindungan sosial meningkat menjadi sebuah panti.

Khofifah menjelaskan hingga 2016 masyarakat yang terinveksi HIV/AIDS berjumlah 27.611 orang, terdiri dari 198.219 orang terkena HIV dan 78.292 orang terkena AIDS. Dan dari 34 Provinsi yang berhasil didata, lima provinsi dengan populasi orang dengan HIV terbesar meliputi Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Jumlahnya bisa lebih besar, karena data tersebut hanya berdasar kunjungan medik ke RS ataupun Puskesmas," katanya.

Realitas ini, lanjut Khofifah, menandakan masih diperlukan upaya keras untuk mencegah HIV/AIDS menyebar di masyarakat. Butuh komitmen berbagai pihak untuk bersama-sama memerangi persebaran penyakit ini di Indonesia.

Mensos juga mendorong masyarakat untuk menyudahi diskriminasi dan stigma terhadap penderita HIV/AIDS. Dirinya berpendapat diskriminasi tidak akan menyelesaikan masalah, justru malah akan menambah beban mereka, sehingga sebaiknya berikan terus dukungan positif kepada para penderita HIV/AIDS.

Khofifah mengatakan diskriminasi terjadi lantaran masih kuatnya stereotip di masyarakat bahwa penyakit itu terjadi akibat perilaku menyimpang dan penderita adalah orang-orang tidak baik. Padahal, HIV/AIDS sama dengan penyakit lainnya sehingga tidak perlu ada pembedaan atau diskriminasi terhadap penderita.

Lebih lanjut ia mengatakan, penyakit ini juga bisa menyerang semua orang, termasuk ibu rumah tangga dan anak mereka. Oleh karena itu, diperlakukan pemahaman menyeluruh bagi masyarakat luas agar orang dengan HIV/AIDS tidak dikucilkan. (Ant)