Pringsewu Cari Kepala Daerah Peduli Sanitasi

id Kepala Daerah Peduli Sanitasi, Dialog Sanitasi Pringsewu

Pringsewu Cari Kepala Daerah Peduli Sanitasi

YKWS menggelar diskusi panel "Mencari Bupati Peduli Sanitasi", di Aula Grojogan Sewu, Pringsewu, Rabu (18/1).(FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

Pringsewu, Lampung (ANTARA Lampung) - Lembaga Swadaya Masyarakat Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Lampung berupaya mencari pemimpin daerah di Kabupaten Pringsewu yang peduli terhadap sanitasi agar diterapkan dalam kebijakan daerah saat menjabat nantinya.

Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati, di Bandarlampung, Kamis, mengatakan sanitasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang cenderung masih disepelekan.

"Padahal sanitasi berkaitan erat dengan kesejahteraan dan derajat kesehatan. Namun sanitasi belum dianggap penting dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Angka kejadian penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh sanitasi buruk sangat tinggi seperti ISPA, diare, DBD, cacingan dan polio," katanya lagi.

Dia mencontohkan, di Indonesia terjadi kematian bayi cukup tinggi yang diakibatkan oleh diare. Penyebab utama pada bayi dan balita adalah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) sehingga kondisi sanitasi buruk.

Febrilia menyatakan, sasaran Pemerintah Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, yaitu mewujudkan universal access sanitasi di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2019. Hal itu harus mengutamakan bahwa 100 persen penduduk Indonesia harus terlayani akses sanitasi yang layak diperkuat dengan payung hukum dalam penyiapan ketersediaan air minum dan sanitasi terutama untuk mengejar target universal access, yaitu Peraturan Presiden No. 185/2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi.

Ia menjelaskan pula, pada bidang sanitasi, peraturan presiden itu merupakan payung hukum instrumen perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi pembangunan sanitasi.

Dalam pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Febrilia menguraikan, mengacu pada aturan mengenai strategi pelaksanaan program ini, yaitu Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 dan menjadi acuan nasional untuk program sanitasi berbasis masyarakat yang telah dicanangkan sejak bulan Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan RI.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah satu program nasional di bidang sanitasi yang bertujuan mengubah perilaku higienis dan saniter bersifat inklusif dan lintas sektoral.

"Agar program sanitasi berjalan dengan sukses dan optimal, maka pemerintahan di tingkat kabupaten juga harus selaras dengan tujuan dari pemerintahan pusat untuk program sanitasi, dari soal kelembagaan, pemberdayaan sampai tingkat pembiayaan," katanya lagi.

Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten yang akan melaksanakan pemilihan bupati dan wakil bupati untuk periode 2017-2022 yang akan dilaksanakan pada Februari 2017.

Menurut Febrilia, visi dan misi para calon pasangan bupati dan wakil bupati Pringsewu itu banyak menitikberatkan pada pembangunan di sektor infrastruktur, ekonomi, keamanan dan pendidikan, tapi bukan berarti pembangunan di sektor lain boleh terpinggirkan, seperti program sanitasi yang sudah menjadi salah satu program prioritas pemerintahan indonesia.

Berkaitan upaya tersebut, YKWS telah menggelar diskusi panel "Mencari Bupati Peduli Sanitasi " pada Rabu (18/1), di Aula Grojogan Sewu, Pringsewu.

Kegiatan itu dihadiri oleh tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Pringsewu tahun 2017-2022, yaitu dari pasangan calon nomor urut 1, Ardian Saputra dan Ir Hj Dewi Arimbi diwakili oleh Nur Aini tim sukses bidang sanitasi, lalu pasangan calon nomor urut 2, H Sujadi dan Dr H Fauzi dihadiri langsung oleh calon bupati H Sujadi, dan pasangan calon nomor urut 3, Siti Rahma SE dengan Edi Agus Yanto SIP dihadiri oleh calon wakil bupati Edi Agus Yanto.

      Prioritaskan Sanitasi

Tujuan kegiatan itu, kata Febrilia, adalah untuk melihat visi dan misi sanitasi dari tiga pasangan calon bupati Pringsewu. Output kegiatan diskusi panel ini adalah menjadikan sanitasi sebagai salah satu prioritas program pasangan calon bupati dan wakil bupati 2017-2022, adanya komitmen dari pasangan calon kepala daerah Pringsewu untuk program sanitasi di daerah ini, serta komitmen untuk regulasi, kelembagaan dan penganggarannya.

"Bupati dan wakil bupati terpilih nanti harus mampu membuat program-program kerja, kebijakan yang berhubungan dgn sanitasi," katanya pula.

Menurut dia, paparan visi dan misi dari ketiga pasangan calon pada umumnya telah memiliki program di bidang kesehatan dan sanitasi menjadi bagian dari program tersebut.

Tim dari pasangan calon nomor urut 1 menyebutkan bahwa melalui jargonnya "Pringsewu Bangkit" menitikberatkan program pembangunan di bidang pendidikan, pertanian, infrastruktur, dan kesehatan.

Calon bupati nomor urut 2, H Sujadi yang juga merupakan petahana (incumbent) menyampaikan bahwa program sanitasi pada era pemerintahannya telah berjalan melalui pengembangan dan pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), dan telah melahirkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Sanitasi. Target pasangan calon nomor urut 2 Kabupaten Pringsewu 2017 tidak ada lagi buang air bersar sembarangan (BABS).

Sedangkan calon wakil bupati dari pasangan calon nomor urut 3, Edi Agus Yanto menyampaikan bahwa program sanitasi yang akan dititikberatkan adalah dengan pemberdayaan masyarakat, penguatan stakeholder yang berkaitan dengan sanitasi dan penganngaran untuk bidang sanitasi, serta melibatkan NGO dan masyarakat untuk menyukseskan program sanitasi.

Dua pembahas Prayudi Yusnanta MKes, akademisi dari Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, dan Ir Bambang Pujiatmoko, Ketua Dewan Pembina YKWS dan praktisi di bidang sanitasi menyampaikan bahwa dari hasil paparan visi-misi ketiga pasangan calon kepala daerah Pringsewu secara umum telah memasukkan program kesehatan dan sanitasi masuk dalam bagian dari sektor kesehatan.

Namun secara tegas belum muncul terkait target capaian dan target peningkatan budget untuk program sanitasi.

Data dari YKWS menyebutkan bahwa dari seluruh 131 desa dan kelurahan di Kabupaten Pringsewu, hingga tahun 2017 ini masih ditemukan adanya sanitasi buruk dan perilaku buang air besar sembarangan. Sedangkan anggaran untuk program sanitasi yang masuk dalam anggaran program kesehatan hanya 2,6 persen saja.

Febrilia Ekawati, Direktur Eksekutif YKWS menjelaskan bahwa perilaku BABS yang masih sering dilakukan masyarakat di desa-desa Kabupaten Pringsewu, yaitu BAB di kolam, di kebun dan di sungai.

Dia juga menyatakan, masih ditemukan warga yang BABS di jamban namun saluran pembuangan di kolam dan sungai, belum ada instalasi atau septik tank untuk pembuangan akhir. `

Sarana sanitasi untuk umum juga masih minim, anggaran untuk sanitasi dan air bersih juga masih terbatas, katanya pula.

"Harus ada target dari ketiga pasangan calon tersebut, siapa pun nanti yang akan menjadi pemimpin di Kabupaten Pringsewu, sebanyak 131 desa dan kelurahan tahun 2017 harus memiliki sanitasi layak dan sehat serta tidak BABS, dan anggaran untuk bidang sanitasi harus ditingkatkan," katanya lagi.

Ia menegaskan, sanitasi merupakan hal yang sangat penting dan mendasar, tetapi sering dipandang sebelah mata dianggap tidak penting.

Padahal dengan sanitasi yang sehat dan layak akan meningkatkan derajat kesehatan, meningkatkan indeks pembangunan manusia, dan angka kejadian penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh kondisi sanitasi buruk akan menurun, kata Febrilia pula.

Kabupaten Pringsewu memiliki 9 kecamatan, 5 kelurahan, dan 126 desa/pekon. Dua kecamatan yaitu Pardasuka dan Ambarawa masih banyak ditemukan masyarakat yang melakukan buang air besar sembarangan (BABS).

Target pemerintah pusat tahun 2019 dalam RPJM Nasional adalah 100-0-100, yaitu 100 persen universal access untuk air bersih, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen sanitasi layak.