Akibat konflik, 3,5 juta penduduk Afrika terusir

id Afrika, Nigeria, Boko Haram, Afrika Tengah

Akibat konflik, 3,5 juta penduduk Afrika terusir

Sejumlah pasukan paramiliter Nigeria membantu tentara Nigeria memerangi Boko Haram. (EPA/aljazeera.com)

Addis Ababa (Antara/Thomson Reuters Foundation) - Menurut laporan yang dirilis Jumat, sekitar 3,5 juta orang di Afrika terusir dari rumah mereka sepanjang 2015 akibat konflik, bencana alam dan terlantar di negara negara mereka sendiri.
       
Berdasarkan data yang dikeluarkan International Displacement Monitoring Center (IDMC), rata-rata 9.500 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka setiap hari, sehingga jumlah secara total di seluruh Afrika mencapai 12,4 juta dan angka tersebut terus naik pada 2016.
        
Negara yang paling parah terkena dampak adalah Nigeria, dengan jumlah sekitar 736.000 orang terpaksa melarikan diri dari rumah mereka pada 2015 akibat kekerasan yang berhubungan dengan kelompok militan Boko Haram.
        
Disaat pengungsi menjadi tanggung jawab komunitas internasional, pengungsi yang berada di negara sendiri menjadi tanggung jawab dari pemerintah setempat.
        
"Banyak negara yang tidak sadar terhadap besarnya masalah yang ada di perbatasan mereka," kata Alexandra Bilak, Direktur IDMC.
        
"Mereka harus ikut bertanggung jawab dan menjaga para pengungsi tersebut," katanya.
        
Menurut Bilak, jumlah pengungsi pada semester pertama 2016 menunjukkan angka paling tinggi di akibat konflik di Sudan Selatan, Republik Kongon dan Nigeria.
        
Laporan IDMC tersebut menandai hari jadi Konvensi Kampla sebuah komitmen negara-negara Afrika untuk melindungi mereka yang terusir dari rumah mereka dan melindungi pengungsi di negara mereka sendiri, yang ditanda tangani pada 2009 dan sudah diratifikasi oleh 25 negara.
        
Pihak IDMC menyatakan bahwa mereka membutuhkan data yang lebih akurat, terutama mengenai orang yang harus meninggalkan akibat bencana, seperti kekeringan, dan pemerintah setempat harus berkomitmen untuk mengatasi masalah tersebut.
        
"Data akurat mengenai perpindahan penduduk adalah sangat penting untuk memastikan waktu yang tepat, target operasi dan kebijakan yang diambil," kata laporan tersebut.
        
IDMC berharap agar laporan tersebut bisa menjadi pengingat bahwa disaat krisis pengungsi sudah menjadi perhatian internasional dalam beberapa tahun terakhir, masalah banyaknya penduduk Afrika yang tercerabut dari rumah mereka, tapi tinggal sementara di tempat lain, sebenarnya bukanlah hal yang baru.
        
"Orang yang sama masih berada dalam daftar kita, tahun demi tahun. Jadi jumlah tersebut tersebut tidak akan turun," katanya.
       
Sepertiga negara-negara di Afrika rawan terkena bencana kekeringan, dan kondisi tersebut diperparah akibat perubahan iklim.
 
Penerjemah : A Ahdiat