Pakar: Ingin Sehat, Ayo Sarapan Sebelum Pukul 09.00 Pagi

id ayo sarapan sebelum jam 9, herdiansyah, pakar ekologi ipb

Pakar: Ingin Sehat, Ayo Sarapan Sebelum Pukul 09.00 Pagi

Sarapan sebelum jam 9 akan menjaga kesehatan tubuh sebelum beraktivitas (Foto : Ilustrasi/Net)

...Satu jam sebelum aktivitas pekerjaan dimulai, kadar gula darah dalam tubuh mulai menurun, untuk mencegah hal tersebut, diperlukan nutrisi yang diperoleh dari sarapan pagi...
Bogor (ANTARA Lampung) - Ingin sehat sebelum beraktivitas, sebaiknya sarapan dilakukan sebelum pukul 09.00 WIB, demikian ajakan Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia Instiut Pertanian Bogor (IPB) Prof Hardinsyah.

"Sarapan sebelum jam 9 penting, sebagai sumber energi, stamina dan kekuatan agar otak dapat berfungsi dengan baik," katanya di sela kampanye "Sarapan Sehat Sebelum Jam 9" di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (13/11).

Ia menjelaskan alasan mengapa sarapan sebelum jam 9 pagi, karena satu jam sebelum aktivitas pekerjaan dimulai, kadar gula darah dalam tubuh mulai menurun, untuk mencegah hal tersebut, diperlukan nutrisi yang diperoleh dari sarapan pagi.

"Sarapan pagi sebelum jam 9, dimulai dari bangun tidur sebelum melakukan pekerjaan, atau berangkat sekolah," katanya.

Ketentuan sarapan sehat ada empat, yakni tepat waktu, tepat jenis, tepat komposisi, dan kebersihannya. Sarapan tepat waktu adalah sebelum jam 9, komposisi yang tepat adalah menu sarapan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral yang bisa memenuhi 1/4 gizi harian.

"Sesuai anjuran agama, makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang," kata Hardinsyah yang juga Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia.

Ia mengatakan, salah satu tugas Pergizi Pangan Indonesia adalah mengedukasi masyarakat Indonesia, membangun kesadaran tentang pentingnya makan dan minum yang baik.

Tahun 2010, kata Hardinsyah, ditemukan fakta tujuh dari 10 anak Indonesia tidak cukup sarapan. "Harapan kami dalam waktu lima tahun mendatang semakin baik kualitas sarapan masyarakat Indonesia," katanya.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sebuah survei terkait gizi dan sadapan di sejumlah kota di Pulau Jawa telah menunjukkan arah positif, terjadi penurunan jumlah kebiasaan tidak sarapan dari angka 60 persen menjadi 40 persen. (Ant)