Penderita kanker alami kesulitan keuangan sebelum ajal

id Kanker, Penderita kanker alami kesulitan keuangan sebelum ajal

Penderita kanker alami kesulitan keuangan sebelum ajal

Warga membaca buklet berisi informasi tentang Kanker Serviks, pada acara Sehat Siaga Serviks (ANTARA/Andika Betha )

Jakarta (Antara Lampung) - Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof dr Hasbullah Thabrany mengatakan mayoritas pasien kanker mengalami kesulitan keuangan selama 12 bulan atau sebelum mengalami kematian.
         
"Sebanyak 70 persen pasien mengalami kematian atau kesulitan keuangan dalam 12 bulan setelah terdiagnosis kanker. Lebih dari 40 ppersen yang bertahan hidup mengalami kesulitan keuangan dalam 12 bulan," kata Hasbullah dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis.
         
Hasbullah merupakan salah satu peneliti utama ASEAN Cost in Oncology (ACTION), sebuah penelitian yang dilakukan George Institute for Global Health untuk menganalisis beban biaya yang disebabkan penyakit kanker di delapan negara Asia Tenggara.
         
Menurut penelitian itu, fasilitas terbatas, pengetahuan yang rendah dan diagnosis yang terlambat merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemungkinan kematian yang tinggi dan beban ekonomi yang besar.
         
"Pasien stadium III dan IV memiliki risiko kematian dua kali lipat lebih besar dibandingkan pasien yang terdiagnosis pada stasium I," tuturnya.
         
Sekitar 93 persen hingga 100 persen pasien kanker payudara yang terdeteksi pada stadium I dan II dan mendapat terapi tepat sesuai dengan standar medis dapat bertahan hidup setidaknya selama lima tahun. Sementara pada stadium III dan IV, angka itu merosot drastis menjadi sekitar 72 persen dan 22 persen.
         
Kanker payudara merupakan salah satu dari lima jenis kanker terbanyak yang ditemukan di Indonesia, Karena itu, ketersediaan rencana aksi pengendalian kanker nasional sangat dinantikan.
         
Rencana aksi itu dapat menjadi pilar mendasar untuk penciptaan lebih banyak inisiatif serta aksi dalam mengembangkan pencegahan, deteksi dan terapi kanker di Indonesia.
         
Hasbullah menjadi salah satu pembicara dalam Diskusi "Mari Bersama Kalahkan Kanker Payudara" yang diadakan Kementerian Kesehatan bersama Yayasan Kusuma Buana dan Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia.
         
Selain Hasbullah, pembicara lain pada diskusi tersebut adalah Kepala Subdirektorat Pengendalian Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan dr Niken Palupi dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo.
         
Diskusi tersebut diselenggarakan dalam rangka bulan peduli kanker payudara. Salah satu fakta seputar kanker payudara yang disebarluaskan adalah setiap satu menit satu perempuan di dunia meninggal karena kanker payudara (ANT)