Republik Afrika Tengah, negara terburuk dunia

id Republik Afrika Tengah, negara terburuk dunia, Afrika Tengah

Republik Afrika Tengah, negara terburuk dunia

Penduduk desa keluar dari tempat persembunyiannya di hutan selama sepekan dengan kondisi anak-anak yang kelaparan dan tak terawat. (www.bbc.com)

London  (Antara/Reuters) - Kekurangan layanan pendidikan dan kesehatan, kerendahan kesempatan kerja berikut peranserta politik menjadikan Republik Afrika Tengah negara terburuk di dunia untuk mewujudkan peluang anak muda, kata kajian.
        
Sejumlah kerusuhan antarumat beragama terjadi di negara itu sejak 2013, khususnya saat pegaris keras Seleka mengambil alih kekuasaan hingga memicu pembalasan dari kelompok kristiani anti-Balaka.
        
Meski pemilihan umum pada Februari dianggap akan berujung pada rujuk, kerusuhan masih kerap terjadi.
        
Indeks kajian Sekretariat Persemakmuran, yang diluncurkan pada Jumat, menempatkan 183 negara dalam daftar peringkat berdasarkan atas jumlah pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan peluang lain untuk anak muda berusia 15 sampai 29 tahun.
        
Negara di kawasan Sub-Sahara Afrika itu memiliki tingkat pemberdayaan anak muda terendah di dunia, walaupun catatan lima tahun belakangan menunjukkan kemajuan berarti, kata kajian tersebut.
        
Sekitar 10 negara dari Sub Sahara Afrika berada di urutan terendah. Populasi anak muda di kawasan tersebut dinilai belum meningkat.
        
Dengan merujuk pada perhitungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah anak muda di seluruh dunia akan meningkat hingga dua milyar pada 2060, mengingat pada 2015 berjumlah 1,8 miliar jiwa.
        
Pertumbuhan jumlah tersebut diduga banyak terjadi di kawasan Sub-Sahara Afrika.
        
"Meski adanya peningkatan dalam partisipasi politik dan kepentingan publik melalui pemilu atau demonstrasi misalnya, mereka belum mampu memberikan akses lebih luas dalam hal pendidikan dan kesehatan," kata Abhik Sen, salah satu peneliti.
        
"Ketinggian kesenjangan dalam pemberdayaan anak muda juga terjadi di banyak negara seluruh dunia," katanya via telepon.
        
Misalnya, di Amerika Utara dan negara Eropa, hampir 100 persen anak muda mampu membaca dan menulis, sementara di Niger dan Sudan Selatan jumlahnya hanya mencapai 40 persen".
        
Jerman menempati daftar teratas negara dengan tingkat pemberdayaan anak muda terbaik, diikuti Denmark, Australia, Switzerland, dan Inggris.
        
Hasil kajian itu menemukan, pengangguran merupakan masalah bagi anak muda di seluruh dunia.
        
Matthew Hobson, ahli perlindungan sosial Bank Dunia mengatakan dalam laporan tersebut, "20 tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi mungkin dapat meningkat dan kemiskinan berkurang, tetapi saat ini banyak anak muda yang berusaha keras mendapat pekerjaan produktif".
        
Hartawan dan Dermawan asal Sudan, Mo Ibrahim, mengatakan 41 persen anak muda di dunia merupakan warga Afrika dalam tiga generasi mendatang.
        
"Jumlah tersebut menjadi sumber daya menakjubkan bagi benua ini, tetapi hanya bekerja baik jika didukung keahlian dan pekerjaan," katanya lewat laporan tersebut.

Penerjemah : TENRI/B Soekapdjo