Petani Karimun antusias belajar budi daya kopi

id budidaya kopi, lampung barat, kopi robusta, way tenong

Petani Karimun antusias belajar budi daya kopi

Buah kopi lebat memerah belum dipetik pemiliknya, di perkebunan kopi milik rakyat di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. (ANTARA FOTO/M.Tohamaksun)

...Saya tergiur untuk menanam kopi mengingat harga cukup bagus. Apalagi setelah melihat sendiri kebun percontohan dan diberikan penjelasan oleh penyuluh serta anggota AEKI Lampung, kata Lamsah...
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Petani Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau antusias belajar budi daya tanaman kopi di Pusat Penyuluhan dan Pengembangan Kopi Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia di Desa Hanakau, Lampung Barat.

"Saya tergiur untuk menanam kopi mengingat harga cukup bagus. Apalagi setelah melihat sendiri kebun percontohan dan diberikan penjelasan oleh penyuluh serta anggota AEKI Lampung," kata Lamsah petani Kecamatan Ungar Kabupaten Karimaun, di Hanakau, Lampung Barat, Kamis (25/8)

Ia menyebutkan dirinya beberapa tahun lalu telah menanam kopi tapi baru dalam taraf menanam saja belum menggunakan teknologi tata cara berkebun kopi yang baik.

Pemerintah Kabupaten Karimun, lanjut dia, telah memberikan bantuan bibit kopi untuk di tanam di sela-sela kebun kelapa dan saat ini telah tumbuh sekitar dengkul orang dewasa.

Namun permasalahannya, menurut dia, tanaman kopi tidak semuanya tumbuh dengan baik karena belum mengetahui cara budi daya kopi yang benar serta tanaman tersebut daunnya banyak di makan hewan ternak seperti kambing.

Ia mengatakan bahwa sebanyak dua hektare kebun kelapa miliknya akan di selingi dengan tanaman kopi sehingga bila tanaman kopi itu bisa tumbuh dan berkembang serta menghasilkan akan menambah pendapatan.

"Mudah-mudahan setelah mendapatkan pengetahuan tentang cara budi daya kopi dengan baik akan saya terapkan di kebun," katanya pula.

Syahdu Sekretaris Kecamatan Kundur Barat Kabupaten Karimun Kepulauan Riau yang ikut dalam rombongan mengatakan bahwa petani sangat antusias belajar budi daya tanaman kopi di P3K AEKI.

"Meski tanaman kopi di Karimun sedikit. Kami mencoba melakukan alih teknologi tanaman kopi agar pendapatan petani kopi bertambah dan tidak menggantungkan dari kebun kelapa, sawit, maupun sagu," kata dia.

Ia mengatakan bahwa kunjungan petani dari beberapa kecamatan di Kabupaten Karimun berkunjung serta belajar tata cara budi daya kopi di P3K AEKI akan membuka mata mereka untuk siap melakukan diversifikasi tanaman.

Menurutnya, petani di Kabupaten Karimun masih mengandalkan tanaman kelapa, karet, sagu, dan tanaman lainnya sebagai mata pencaharian mereka. Sementara itu harga komoditas tersebut seperti karet saat ini sangat rendah sehingga perlu inovasi baru agar tidak tergantung dari tanaman tersebut.

Karena itu, menurutnya, diversifkasi tanaman perlu dilakukan salah satunya dengan melakukan budi daya kopi dan lada.

"Kami mencoba melakukan alih teknologi salah satunya dengan mengembangkan tanaman kopi dan lada perdu. Karena itu kami memilih P3K AEKI karena di sini sebagai pusat penyuluhan dan pengembangan tanaman kopi," ujarnya.

Syahdu menjelaskan, terdapat lahan seluas 3.000 hektare di Kabupaten Karimun yang dapat digunakan untuk budi daya tanaman kopi. "Perlu kerjasama semua pihak termasuk penyuluh untuk memotivasi petani daerah ini untuk budi daya kopi. Apalagi beberapa diantara mereka telah belajar baik teori dan praktik tata cara menanam kopi," ujarnya pula.

Ketua Renlitbang AEKI Lampung Muchtar Lutfi mengatakan bahwa petani Kabupaten Karimun antusias untuk belajar cara bui daya tanaman kopi di P3K AEKI.

"Mereka antusias untuk mengetahui dasar tata cara menanam kopi yang baik. Kami memberikan pengetahuan secara teori maupun praktik langsung di lapangan," jelasnya.

Menurutnya, di P3K AEKI yang di bangun di atas tanah seluas 10 hektar memiliki kebun pembibitan, percontohan, entres, koleksi, dan percobaan dan produksi.

Muchtar Lutfi mengatakan bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan di P3K AEKI adalah membuat petak percontohan dan mengadakan pembinaan kepada petani untuk meningkatkan produktivitas melalui pelatihan, sekolah lapang, penyuluhan, dan studi banding.

Selain itu meningkatkan kemampuan manajemen efisieni usaha tani yang berwawasan agribisnis berorientasi pasar global.

Provinsi Lampung merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan rata-rata produksi sekitar 100 ribu ton.

Kebun kopi di Lampung dibudidayakn sekitar 126.429 kepala keluarga (KK) petani yang tersebar di beberapa sentra perkebunan kopi di daerah itu.(Ant)