Idul Fitri dan memupuk tali silaturahim

id pedagang ketupat, pasar tradisional, banjir, jelang idul fitri, traidisi idul fitri

Idul Fitri dan memupuk tali silaturahim

Ilustrasi bersalaman usai shalat Indul Fitri (FOTO: ANTARA Lampung/istimewa)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Usai salat Idul Fitri seluruh jemaah Masjid Al Mardiyah, Kelurahan Labuhanratu Raya, Kecamatan Labuhanratu, Kota Bandarlampung saling bersalaman, sehingga membentuk barisan memutar cukup panjang.

Terlihat, tua dan muda serta anak-anak berbaur bersalaman, mencium tangan dan berpelukan sambil diiringi Takbir yang terus berkumandang.

Di sela-sela salaman, ada yang bertanya "Kamu siapa? Anak siapa?. Subhanallah sudah besar, pangling saya," kata jemaah yang menanyakan identitas jemaah lainnya yang lebih muda.

Pertanyaan tersebut diajukan lantaran sudah tiga tahun lebih si penanya meninggalkan daerahnya untuk bertugas ke provinsi lain.

Kemudian, ada jemaah yang selama ini disinyalir tak saling bertegur sapa, terlihat berjabat tangan dan nampak aura ketulusan untuk saling memaafkan.

Kegiatan bersalaman itu sudah rutin dilakukan di masjid tersebut setiap usai salat berjamaah, baik fardu maupun sunnah seperti Idul Fitri ini. Memang, pengurus masjid saat mengumumkan beberapa hal sebelum salat Idul Fitri dilaksanakan, juga meminta jamaah untuk tidak meninggalkan masjid usai khatib berceramah, namun ikut bersalaman dan saling memaafkan.

Dalam khutbahnya, khatib H. Nur Somad Lc pun menekankan pentingnya saling memaafkan, baik yang muda ke yang tua dan yang tua harus memaafkan yang muda jika bersalah, begitu sebaliknya.

Menurut khatib, Allah memang Maha Pemaaf, tetapi Allah dan RasulNya tidak menjamin kesalahan antarmanusia. Artinya, jika melakukan kesalahan kepada sesama manusia harus meminta maaf langsung kepada orangnya.

Ia melanjutkan, meminta maaf, terkadang lebih mudah dibandingkan yang memberi maaf. Dan, hanya ada orang tertentu yang memiliki jiwa pemaaf.

Usai salat Idul Fitri dan saling memaafkan di masjid, warga pun menyatakan belum afdol jika tak saling berkunjung ke rumah, meski hanya bersalaman tanpa duduk apalagi menikmati hidangan berupa aneka kue dan minuman, alasannya masih kenyang dan mumpung masih pagi keliling ke rumah tetangga, karena dikhawatirkan siang sedikit sebagian tetangga sudah pergi untuk silatutahim ke tetangga lainnya atau ke rumah saudara yang tinggalnya tak di daerah itu.

Bahkan, ada warga yang bertemu di rumah tetangga lainnya saat sama-sama bertamu dan saling menyapa bahwa tadi sempat ke rumah namun tutup.

Sementara bagi anak-anak, Idul Fitri atau Lebaran dimanfaatkan untuk "ngider" ke rumah-rumah warga berharap mendapatkan uang "THR". Mereka pun sudah memberi target rumah mana yang Lebaran biasanya memberikan uang. Minimal mereka jalan bertiga.

Oleh pemilik rumah, akan ditanya anak siapa dn tinggalndi mana. Sehingga ketahuan, si tamu cilik itu anaknya si itu. Jika si anak ikut orang tuanya bertamu, maka obrolan mengarah sudah besar ya, bakal tak tahu kalau bertemu di jalan.

Sementara itu, Wali Kota Bandarlampung Herman HN menyatakan Idul Fitri merupakan ajang saling memaafkan, agar tercipta kerukunan yang baik antarwarga di kota "Tapis Berseri" guna mempermudah dan memperlancar membangun daerah.

Ia menegaskan warga harus saling memaafkan, jangan ada dendam lagi agar tercipta kerukunan yang baik sehingga bisa membangun kota itu.

Dia mengatakan, jika masyarakat hidup rukun pembangunan pun akan lebih mudah dan investor tidak takut masuk Kota Bandarlampung.

Idul Fitri 1437 Hijriah, lanjut dia, juga sebagai momentum warga untuk menjaga toleransi antarumat beragama dengan menciptakan rasa aman.

Warga harus lebih bisa menjaga toleransi antarumat beragama, untuk menciptakan suasana yang aman. Dengan suasana yang lebih aman, kota tercinta warga setempat tentunya merasa nyaman untuk ditinggali.

Kejadian bom di wilayah Solo kemarin, tentunya bisa dijadikan pembelajaran untuk warga agar lebih membantu pihak kepolisian guna menjaga keamanan.

Pemkot Bandarlampung, sudah berkoordinasi dengan semua pihak seperti polisi dan TNI untuk menjaga keamanan, ini juga perlu bantuan masyarakat agar melapor jika melihat hal yang ganjil.

SelaIn itu, menurutnya, setiap umat manusia harus bersabar dalam hal apa pun, dan saling membantu satu sama yang lainnya.

Ia melanjutkan, bersyukur dengan apa yang telah dijalani, dapat menjadikan pribadi yang bersahaja.

Khatib Salat Idul Fitri di Stadion Pahoman, Bandarlampung KH. Mahmudin Bunyamin menyatakan berpuasa mengajarkan manusia untuk bisa lebih bersabar dalam menjalani hidup yang setiap saat selalu diuji.

Dia mengatakan, setelah satu bulan manusia berperang melawan hawa nafsu, hari ini tiba dimana hari kemenangan bagi yang telah berpuasa satu bulan lamanya.

Berpuasa selama satu bulan, dapat mengurangi dosa yang telah diperbuat manusia oleh sebab itu puasa pun bisa meningkatkan iman.

Ia melanjutkan, bulan Ramadhan pun telah usai dan manusia kembali fitri, sudah kewajiban sebagai mahluk Allah SWT untuk bersyukur Manusia wajib bersyukur dan bertakwa, itu hal yang patut diambil dalam pendidikan puasa yang telah dilakukan.

Di hari yang suci ini, lanjut dia, manusia harus mempunyai sikap pemaaf, hilangkan perasaan dendam yang ada pada diri.

Semua harus kembali suci, hati kita bersih jangan ada lagi dendam maafkanlah saudaramu jika mempunyai kesalahan dan selalu pupuk tali silaturahim. (Ant)