"Paradise Lost", Cinta Dalam Kejamnya Perdagangan Narkoba

id Paradise Lost

Jakarta (ANTARA Lampung) - "Malnutrisi, buta huruf, kemiskinan, itu yang aku lihat ada di sini.. kalian orang asing mengira melihat surga".

Kata-kata lugas itu diucapkan oleh Maria Escobar (diperankan Claudia Traisac) yang merupakan keponakan Pablo Escobar (Benicio del Toro).

Pablo Escobar, atau nama lengkapnya adalah Pablo Emilio Escobar, merupakan gembong narkotika terkenal asal Kolombia yang terkenal pada 1980-an hingga awal 1990-an.

Berdasarkan informasi dari ensiklopedia dunia maya Wikipedia, Escobar memulai operasi menyelundupkan kokain ke luar negeri sejak tahun 1975. Reputasinya mengemuka setelah dirinya membunuh pengedar narkoba di kota Medelin, Fabio Restopo, yang merupakan salah satu rekan bisnisnya.

Sejak pertama kali berurusan dengan aparat hukum, Escobar telah terbiasa menyuap petugas atau kalau gagal, membunuh mereka dengan sadis. Berbagai negara di benua Amerika menjadi sasaran pasar kokain yang diedarkannya, khususnya pasar di negara adidaya, Amerika Serikat (AS).

Namun, film "Paradise Lost" yang berdurasi 120 menit itu bukanlah berfokus pada kisah hidup Pablo Escobar, tetapi kisah romansa yang dijalani peselancar asal Kanada, Nick Brady (Josh Hutcherson), dengan keponakan Escobar, Maria.

Periode dalam waktu itu dikisahkan berawal pada tahun 1991, ketika Nick menyusul kakaknya, Dylan Brady (Brady Corbet), yang sedikit pincang untuk hidup di negara tropis yang "seperti surga".

Namun, dalam kehidupan yang dijalani di tepi pantai Kolombia, kakak beradik Brady tersebut kerap mendapatkan hambatan seperti mendapatkan gangguan lokal dari preman setempat.

Nick, yang telah berkenalan dengan Maria, mulai jatuh cinta dan masuk ke dalam kehidupan keluarga besar Pablo Escobar, yang saat itu telah memasuki dunia politik lokal Kolombia.

Nick juga sempat diundang ke pertemuan keluarga besar Escobar di Haciendas Napoles (rumah besar milik Pablo Escobar) yang sangat luas dan mewah.

Ketika menanyakan hal ini kepada Maria, kekasihnya menjawab bahwa semua kekayaan yang dimiliki pamannya adalah hasil dari memperdagangkan kokain.

Maria berdalih bahwa Pablo hanya mengekspor komoditas unggulan asal Kolombia, karena banyak orang di negara tersebut disebut telah mengonsumsi daun koka sejak zaman dahulu kala.

Nick awalnya juga mencoba melupakan bahwa Pablo adalah bandar narkoba meski Dylan telah memperingatkannya bahwa preman setempat yang mengganggu mereka telah dibunuh dengan kejam dan digantung di pohon, karena dulu sempat menyerang Nick.

Nick baru terbuka matanya setelah pada suatu akhir pekan menyambangi istal kuda di Haciendas, dan menyaksikan pembantaian yang dilakukan oleh anak buah Escobar.

Sejak itu, Nick selalu diawasi oleh anak buah Escobar. Begitu pula saat pemerintah Kolombia memutuskan untuk "berperang" melawan gerombolan Escobar.

Kekejaman yang telah merajalela yang dilakukan Escobar, seperti pembunuhan pejabat pemerintahan, hakim, politisi, serta pengeboman yang merenggut jiwa warga sipil, membuat pemerintah Kolombia menyatakan perang.

Nick dan istrinya Maria juga terpaksa kabur mengikuti keluarga besar Escobar yang sedang menjadi buronan pemerintah. Mereka ditempatkan di berbagai lokasi dan kerap berpindah-pindah.

Akibat dari kehidupan yang tegang seperti itu, Nick dan Maria memutuskan untuk mengikuti Brady yang memutuskan untuk kembali ke Kanada, namun Escobar memiliki rencana lain.

Escobar menginstruksikan kepada Nick untuk membawa sejumlah barang berharganya dalam mobil untuk dikuburkan di pegunungan di dekat Ituango, dengan bantuan dari seorang petani Kolombia.

Namun, Escobar juga memerintahkan kepada Nick untuk membawa pistol yang harus digunakannya untuk membunuh sang petani Kolombia, setelah barang berharga milik dirinya telah berhasil dikuburkan di gua pegunungan.

Ketegangan dalam film yang disutradarai Andrea di Stefano itu memuncak ketika Nick membawa sang petani (yang ternyata tidak bisa datang dan digantikan anaknya yang masih remaja), dan berbagai pergulatan batin yang harus dilalui oleh Nick menghadapi masalah tersebut.

Begitu pula ketegangan memuncak ketika Nick ternyata anak buah Pablo Escobar datang ke Ituango untuk membunuh dirinya.

                                                 Berantas Narkoba
Tidak hanya di Kolombia, pengedaran narkoba juga telah membawa banyak kedukaan seperti yang terjadi di Indonesia, di mana Presiden Joko Widodo dalam sejumlah kesempatan telah menyatakan bahwa Indonesia telah "darurat narkoba".

Untuk itu, Badan Narkotika Nasional (BNN) juga telah melakukan nota kesepahaman atau "memorandum of understanding" (MoU) dengan TNI dalam rangka pencegahan dan pemberantasan narkoba, serta pelaksanaan rehabilitasi penyalahguna, pecandu narkoba dan prekusor narkotika.

Penandatangan MoU tersebut dilakukan langsung oleh Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar dan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (13/5).

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan sebagai alat negara pertahanan, TNI siap melindungi negara dari ancaman bahaya narkotika.

"Prinsipnya kami prajurit siap melaksanakan kerja sama dalam MoU tersebut. Prajurit kami siap memberikan sumbangan pikiran, tenaga, sarana dan prasarana yang diperlukan. Kita ini sudah memasuki situasi darurat narkoba," ujar Moeldoko, menegaskan.

Kepala BNN, Komjen Pol Anang Iskandar mengaku pihaknya kesulitan jika hanya sendiri untuk pemberantasan narkotika, oleh karena itu perlu peran serta lembaga lain, seperti TNI.

Selain itu, Anang juga sebelumnya pernah mengungkapkan bahwa pihaknya mengendus 48 jaringan narkoba internasional yang mengincar pasar Indonesia.

"Tahun ini, 48 jaringan (internasional) yang terendus, yakni Taiwan, Tiongkok, Hong Kong, West Africa (Afrika Barat), tinggal tunggu masuk Indonesia atau tidak," ucapnya di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Rabu (29/4).

Ia mengatakan jaringan narkoba internasional tertarik ke Indonesia mengingat angka pengguna narkoba yang tinggi dan terus meningkat.

BNN memperkirakan terdapat sekitar 4,2 juta pengguna narkoba di Indonesia. Hal ini menjadi pasar yang menggiurkan bagi para pedagang narkotika.

Sedangkan kemampuan rehabilitasi di Indonesia sampai saat ini juga masih rendah diperkirakan hanya mampu 2.000 pengguna yang direhabilitasi. "Ini menjadi pasar yang terus tumbuh kalau kita tidak segera cegah," ujarnya.

Narkoba memang telah menimbulkan tidak hanya masalah hukum, tetapi juga persoalan ekonomi dan sosial-kemasyarakatan yang sangat besar di berbagai negara.

"Paradise Lost" memang tidak berupaya memberikan ceramah mengenai bahayanya narkoba, tetapi film tersebut secara gamblang menunjukkan apa saja hal buruk dan keji yang dapat dilakukan oleh gembong narkoba bila mereka sama sekali tidak tersentuh hukum.