DPR : Revisi Paket INA-CBGs

id audit BPJS, rumah sakit, layanan kesehatan,DPR : Revisi Paket INA-CBGs

DPR : Revisi Paket INA-CBGs

pengkajian ulang paket INA CBGs itu juga akan menjadi daya tarik bagi rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang lebih baik baik."
Bandarlampung (Antara Lampung)- Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf meminta pemerintah segera mengkaji ulang paket INA-CBG's (Indonesian Case Base Groups) untuk memperbaiki pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekaligus untuk menjadi pendorong bagi rumah sakit swasta untuk mau bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
        
"Paket INA CBGs perlu segera dievaluasi dengan memperhatikan faktor inflasi, nilai tukar rupiah dan faktor lainnya yang berkaitan," katanya saat dihubungi dari Bandarlampung, Selasa.
         
Paket INA CBGs umumnya diartikan sistem pembayaran perawatan pasien berdasarkan diagnosis atau kasus yang hampir sama.
        
Dede Yusuf menyebutkan telah berkunjung ke sejumlah rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, dan ternyata pelayanan yang didapatkan masyarakat belum seperti yang diharapkan.
         
Selain itu, ada jenis-jenis penyakit tertentu yang belum ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
        
"Karenanya, Kemenkes sudah seharusnya melakukan pengkajian ulang paket INA CBGs secara teratur," katanya.
        
Ia menyebutkan pengkajian ulang paket INA CBGs itu juga akan menjadi daya tarik bagi rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang lebih baik baik.
        
"Dengan paket INA CBGs sekarang ini, rumah sakit swasta tentu mengutamakan pasien umum karena nilai klaim pengobatannya lebih besar, sedang terhadap peserta BPJS diberikan kuota. Karenanya, paket INA CBGs harus dikaji ulang secara periodik," katanya.
        
Sebelumnya, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PPP Okky Asokawati juga meminta pemerintah segera melakukan evaluasi setiap satu semester sekali terhadap paket INA-CBG's (Indonesian Case Base Groups), yaitu sebuah sistem pembayaran dengan sistem paket berdasarkan penyakit yang diderita pasien.
        
"Karena dalam praktiknya, sudah enam bulan lebih belum dilakukan reevaluasi. Dengan evaluasi paket INA-CBG's tentu akan menyesuaikan harga sesuai inflasi dan nilai tukar rupiah," katanya.
        
Ia juga menyebutkan RS swasta membiayai sendiri operasionalnya, sedang biaya RS pemerintah mendapat bantuan dari pemerintah.
        
"Dengan cara ini (evaluasi) tentu akan memudahkan bagi RS swasta untuk menampung pasien peserta KIS/BPJS, karena memang tidak mendapat subsidi dari pemerintah," katanya.