Tentara Tewas Dalam Gencatan Senjata

id Tentara Tewas Dalam Gencatan Senjata, Ukraina, Perang, Bom, Senjata

Sembilan tentara tewas dan 27 terluka."
Kiev (Antara/Reuters/AFP/ANTARA Lampung) - Sembilan tentara Ukraina dan sedikitnya tiga warga tewas di Ukraina timur dalam hari belakangan, meskipun ada gencatan senjata, kata pejabat pada Senin.

"Sembilan tentara tewas dan 27 terluka," kata juru bicara Dewan Pertahanan dan Keamanan Negara Andriy Lysenko, dengan menambahkan bahwa korban akibat pemberontak menghancurkan kendaraan lapis baja pengangkut tentara Ukraina.

Ia menambahkan bahwa rentetan tembakan berakhir sesudah pukul 07.00 setempat atau sekitar pukul 13.00 WIB.

Balai kota Donetsk menyatakan tiga warga tewas selama 24 jam belakangan dan di kota itu sangat tegang dengan tembakan senjata berat terdengar sepajang malam.

Jumlah korban tewas itu yang tertinggi dalam sehari sejak gencatan senjata rapuh berlaku pada 5 September.

Secara terpisah, Yuri Biryukov, penasehat Presiden Petro Poroshenko, di Facebook-nya menyatakan pemberontak menembak dari tank. Ia menyatakan sembilan tentara Ukraina terluka dalam serangan itu dan tank pemberontak tersebut hancur akibat tembakan balasan.

Meskipun ada gencatan senjata, pertempuran sering berkobar di sekitar bandar udara antarbangsa Donetsk, yang dikuasai pasukan pemerintah. Pemberontak menguasai tempat kunci di kota itu, pusat industri dengan penduduk sebelum perang berjumlah sekitar satu juta orang.

Poroshenko menyerukan gencatan senjata itu, di bawah tekanan pemerintah Barat, sesudah pasukannya menderita kerugian besar di medan laga melawan pemberontak pada Agustus, yang Kiev anggap campur tangan langsung pasukan Rusia.

Moskow, yang menentang keinginan ke Barat bekas republik Soviet itu, membantah pasukannya berperan langsung dalam kemelut tersebut atau mempersenjatai pemberontak, meskipun Kiev dan pemerintah Barat mengatakan ada bukti tak terbantahkan.

Pada pekan lalu, Poroshenko memuji kenyataan bahwa bentrokan tentara berkurang dan korban di kalangan serdadu berkurang menjadi nol, yang menunjukkan rencana perdamaiannya bekerja.

Pejabat hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 23 September menyatakan lebih dari 3.500 orang tewas dalam kemelut itu, termasuk 298 orang akibat pesawat penumpang Malaysia, yang terbang di atas Ukraina timur, dijatuhkan pada Juli.